BMKG: Lima Wilayah Ini Mulai Masuki Musim Kemarau Mei 2025, Masyarakat Diminta Waspada
BMKG: Lima Wilayah Ini Mulai Masuki Musim Kemarau Mei 2025, Masyarakat Diminta Waspada--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa sejumlah wilayah di Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2025. Pergantian musim ini diprediksi akan dimulai secara bertahap di lima wilayah utama yang menunjukkan indikasi kuat penurunan curah hujan sejak akhir April lalu.
Analisis klimatologis dan pola cuaca terkini menunjukkan bahwa wilayah-wilayah ini akan lebih dulu mengalami transisi dari musim hujan ke musim kemarau. BMKG juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap dampak musim kemarau, mulai dari potensi kekeringan, penurunan kualitas udara, hingga risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
BACA JUGA: KAI Berikan Potongan Harga Tiket hingga 50 Persen, Apa Saja Syaratnya
1. Sumatera Bagian Utara dan Tengah
Wilayah pertama yang diperkirakan akan mengalami musim kemarau adalah sebagian kecil Pulau Sumatera, khususnya di bagian utara dan tengah. BMKG mencatat adanya tren penurunan curah hujan secara konsisten sejak akhir April.
Hari-hari tanpa hujan mulai mendominasi, menandai awal peralihan musim. Meskipun demikian, hujan lokal masih mungkin terjadi, namun dalam intensitas yang rendah dan cakupan wilayah terbatas.
2. Jawa Tengah hingga Jawa Timur
BACA JUGA:Bintang-Bintang Muda Bersinar di Piala Asia AFC U-17 2025: Evandra Florasta Harumkan Nama Indonesia
Wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur, termasuk kota-kota besar seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan sekitarnya, juga diperkirakan akan lebih awal memasuki musim kemarau. Hal ini konsisten dengan pola historis di mana wilayah ini memang kerap lebih cepat mengalami transisi ke musim kering.
BMKG menyebutkan bahwa sejak pertengahan April, angin timuran kering dari benua Australia mulai mendominasi. Angin ini membawa massa udara kering yang menjadi sinyal kuat memasuki musim kemarau.
Masyarakat di wilayah ini diminta untuk mewaspadai potensi kekeringan, terutama untuk sektor pertanian dan pasokan air bersih.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Apresiasi Kepemimpinan Herman Deru dalam Dorong Produksi Pangan Sumsel
BACA JUGA:Fenomena Viral “Italian Brainrot”: Tren Meme Karakter Anomali Banjiri TikTok Indonesia
3. Kalimantan Selatan
Meski sebagian besar wilayah Kalimantan masih mengalami kondisi basah, Kalimantan Selatan mulai menunjukkan penurunan intensitas hujan yang cukup signifikan.
Wilayah ini diprediksi akan mulai mengalami suhu harian yang lebih panas dan tingkat kelembapan udara yang menurun. Kedua hal tersebut merupakan ciri khas musim kemarau. Pemerintah daerah diminta untuk mulai mengaktifkan strategi mitigasi, termasuk memantau risiko karhutla.
4. Pulau Bali
BACA JUGA:REI Komisariat MLM-Empat Lawang Resmi Dilantik, Sekda Dorong Sinergi Pengembang dan Pemerintah
Pulau Bali yang menjadi destinasi pariwisata unggulan Indonesia juga diperkirakan mulai memasuki musim kemarau pada Mei ini. BMKG mencatat bahwa penurunan frekuensi hujan telah terjadi sejak akhir April, dan cuaca cerah akan mendominasi beberapa minggu ke depan.
Meskipun ini mendukung aktivitas pariwisata, pemerintah daerah tetap diminta untuk siaga terhadap risiko kebakaran hutan dan lahan, yang sering meningkat di musim kering.
5. Papua Bagian Selatan
Wilayah terakhir yang diprediksi akan mengalami musim kemarau adalah Papua bagian selatan. Meskipun sebagian besar wilayah Papua masih berada dalam zona basah, data menunjukkan bahwa pola cuaca di bagian selatan mulai konsisten mengarah ke musim kemarau.
BACA JUGA:Latihan Soal PAT/UAS PAI Kelas 1 SD Semester 2 Kurikulum Merdeka 2025 Lengkap dengan Kunci Jawaban
BACA JUGA:PLN Jadi Perusahaan Energi Terbaik untuk Mengembangkan Karir di Indonesia versi LinkedIn
BMKG menegaskan bahwa kondisi iklim di Papua memang kompleks, namun tren penurunan curah hujan dan peningkatan suhu udara menjadi indikator kuat dari peralihan musim.
BMKG: Tetap Waspada dan Lakukan Mitigasi
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak musim kemarau, khususnya:
-
Ketersediaan air bersih
-
Risiko kebakaran hutan dan lahan
-
Gangguan kesehatan akibat udara kering
-
Dampak terhadap produktivitas pertanian
BACA JUGA:Presiden Prabowo Kagum Efektivitas Penggunaan Drone Pertanian, 1 Hari Bisa Tanam 25 Hektare
BACA JUGA:Presiden Prabowo dan Mentan Amran Pimpin Tanam Padi Serentak di 14 Provinsi
Pemerintah daerah diminta untuk segera melakukan langkah-langkah antisipatif, termasuk pengelolaan irigasi, penyimpanan air, serta edukasi kepada petani dan masyarakat umum.
BMKG juga mengajak masyarakat untuk memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi seperti:
-
Situs web resmi bmkg.go.id
-
Aplikasi mobile Info BMKG
-
Media sosial resmi @infoBMKG
BACA JUGA:Maknai Hari Kartini, BRI Berdayakan Wanita Indonesia Melalui Program BRInita
Sumber: