5 Tren B2B Marketing yang Wajib Diketahui di Tahun 2025
Maksimalkan strategi B2B marketing di tahun 2025! Temukan 5 tren utama yang akan mengubah cara menjangkau dan membangun hubungan dengan mitra dan klien bisnis--foto: ist
SILAMPARITV.CO.ID --Maksimalkan strategi B2B marketing di tahun 2025! Temukan 5 tren utama yang akan mengubah cara menjangkau dan membangun hubungan dengan mitra dan klien bisnis.
Tahun 2025 telah berjalan satu semester, begitupun dengan tren B2B marketing yang tutur berubah mengikuti perkembangan jaman. Tak banyak yang menyadari cepatnya perubahan ini. Didukung oleh kemajuan teknologi, serta perubahan perilaku konsumen, ekspektasi masyarakat terhadap relevansi serta nilai brand perlahan telah berubah.
Jika bisnis ingin tetap kompetitif dan bertahan di tengah persaingan pasar tersebut, memahami dan mengadopsi tren menjadi sebuah keharusan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih banyak tren-tren pemasaran yang populer digunakan di tahun 2025 ini. Sudah siap untuk menyusun strategi B2B marketing yang adaptif dan berdampak? Mari kita mulai.
Perlukah Bisnis B2B untuk Memantau Tren?
Dunia bisnis akan selalu berkembang, memantau tren bukan berarti hanya mengikuti arus, melainkan sebuah strategi untuk menghadapi perubahan. Memantau dan memahami tren akan membuat bisnis lebih cepat untuk beradaptasi dan menjaga bisnis tetap relevan.
Jika bisnis B2C bergerak dinamis dan mengandalkan emosional konsumen, bisnis yang bergerak dalam pasar B2B memerlukan pendekatan yang strategis, terukur, dan berbasis data.
Mengikuti tren B2B marketing juga bukan berarti hanya mengubah strategi pemasaran yang ada, tetapi juga membuka peluang untuk menjadi lebih efisien dan menarik. Perubahan strategi ini juga dapat dilihat dari meluasnya penggunaan otomatisasi percakapan menggunakan chatbot untuk komunikasi bisnis.
Perubahan perilaku konsumen B2B
Seiring perjalanan waktu, konsumen B2B semakin mirip dengan konsumen B2C, terutama dari segi ekspektasi. Keduanya menginginkan pengalaman yang personal, cepat serta relevan. Mereka juga menginginkan informasi yang lengkap untuk mendukung informasi mereka saat melakukan riset produk, berinteraksi dengan tim sales, maupun mengambil keputusan.
Proses pembelian B2B yang tergolong panjang pun kini mulai dipengaruhi oleh konten digital, review pihak ketiga, hingga social proof. Bahkan sebelum menghubungi tim penjualan, pengambil keputusan akan melakukan riset mandiri terlebih dahulu secara online.
Untuk mengantisipasi perubahan ini, bisnis perlu membangun sistem yang bisa memperkuat kehadiran digital bisnis secara strategis. Salah satunya melalui implementasi platform CRM berbasis cloud, yang mampu mengelola data dan interaksi pelanggan secara terintegrasi.
Dampak teknologi terhadap strategi B2B marketing
Kemajuan teknologi tidak hanya mengubah cara kerja B2B marketing, tetapi juga ekspektasi pengguna terhadap hasilnya. Jika terlalu lama mengabaikan dampak tersebut, bisnis akan kesulitan memberikan pengalaman pelanggan yang optimal. Untuk itu, perusahaan harus mulai mempertimbangkan untuk:
• menerapkan otomatisasi alur kerja tim pemasaran,
• memanfaatkan data yang diperoleh secara real-time,
• mengintegrasikan sistem CRM dengan alat bisnis lainnya,
• serta memanfaatkan penggunaan AI untuk memprediksi tren B2B marketing.
Tren B2B Marketing yang Populer di Tahun 2025
Pengambilan keputusan bisnis semakin kompleks, diikuti pula dengan perubahan pendekatan untuk B2B marketing. Tahun 2025 digadang menjadi tonggak penting dalam cara bisnis berinteraksi, menyampaikan nilai, dan membangun hubungan bisnis yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
1. Personalisasi berbasis data yang mendalam
Personalisasi saat ini tidak selalu tentang menyebutkan nama pelanggan. Di tahun 2025, personalisasi lebih mengarah pada dorongan bisnis dalam memahami pelanggan melalui data perilaku seperti riwayat transaksi, maupun data konteks bisnis lainnya.
Personalisasi juga ditunjukkan melalui penyampaian konten, rekomendasi produk maupun penawaran promosi yang sangat relevan dengan kebutuhan klien. Data untuk personalisasi dapat diperoleh dari CRM yang telah merekam perilaku pelaku melalui interaksi yang terjadi. Tentunya, dengan mengutamakan kebijakan privasi data pelanggan.
2. Penggunaan AI dan machine learning dalam analitik pemasaran
Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) kini telah menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan berbasis data. Di tahun ini, AI semakin banyak digunakan untuk menganalisa pola perilaku pelanggan, serta memprediksi potensi konversi. Hal tersebut sangat potensial untuk mengoptimalkan kampanye secara otomatis.
Machine Learning juga kian membantu tim pemasar untuk memahami tren mikro. Serta, teknologi ini juga dapat memberikan wawasan yang tidak bisa diperoleh hanya dari pengumpulan data manual. Dengan demikian, bisnis dapat merasakan nilai tambah, seperti efisiensi kampanye yang meningkat, serta segmentasi audiens yang semakin akurat.
3. Konten interaktif dan video durasi pendek
Teknologi juga telah menurunkan tingkat attention span manusia. Konsumen jadi lebih suka dan tertarik dengan format konten yang ringkas, interaktif dan mudah dipahami. Video berdurasi pendek. seperti demo produk dalam satu menit menjadi salah satu konten yang laris dikonsumsi.
Tren penggunaan konten interaktif ini perlu dipertimbangkan karena dapat meningkatkan engagement, dan mempercepat pemahaman konsumen terhadap produk. Tren ini juga semakin populer digunakan karena keputusan bisnis saat ini banyak dipengaruhi oleh pengalaman pelanggan yang diberikan, serta persepsi digital.
4. Integrasi antara sales dan marketing (smarketing)
Kolaborasi antara tim pemasaran dan penjualan, menjadi konsep baru yang banyak dilirik di tahun ini. Keduanya fokus untuk menyelaraskan tujuan, dan menetapkan metrik kinerja yang sama untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang mulus dan ideal.
Strategi biasanya diterapkan dengan menyatukan dashboard antara tim penjualan dan pemasaran, serta menyepakati definisi leads dengan jelas.
5. Fokus pada sustainability dan nilai brand
Klien B2B saat ini juga mempertimbangkan nilai etis dan keberlanjutan dalam memilih mitra kerja sama. Branding yang dibentuk bukan hanya dari segi visual, tetapi juga dari segi visi, misi dan tanggung jawab.
Perusahaan yang mampu menunjukkan nilai keberlanjutan serta komitmen konsisten terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab akan jauh lebih dipercaya. Bisnis dapat menyertakan penyampaian nilai ESG (Environmental, Social, Governance) dalam presentasi bisnis dan materi pemasaran.
Bagaimana Bisnis B2B Bisa Menerapkan Tren Ini?
Setiap bisnis memiliki struktur, sumber daya, dan budaya yang berbeda. Oleh karena itu, pendekatan yang fleksibel dan strategis sangat dibutuhkan agar implementasi menjadi transformasi jangka panjang.
Evaluasi strategi yang sedang digunakan
Sebelum menyesuaikan strategi dengan tren yang sedang populer, penting untuk mengevaluasi strategi pemasaran yang sudah ada. Tinjau kembali apakah pesan dan pendekatan B2B marketing saat ini masih relevan dengan perilaku pelanggan saat ini.
Serta, sejauh apa upaya personalisasi dan pemanfaatan data dilakukan. Lalu, apakah tim penjualan dan pemasaran sudah bekerja secara terintegrasi? Dengan pemahaman yang jelas tentang posisi bisnis saat ini, bisnis dapat menentukan area prioritas yang perlu ditingkatkan.
Lakukan investasi terhadap teknologi pendukung
Tren seperti AI, otomatisasi, hingga personalisasi mendalam berbasis data, hanya bisa digunakan dengan dukungan infrastruktur teknologi yang tepat. Jika bisnis mau meluangkan sedikit waktunya untuk berinvestasi pada teknologi pendukung tersebut, sudah pasti bisnis dapat memenuhi kebutuhan tim dengan baik dan meningkatkan produktivitas secara signifikan.
Tren Mana Yang Paling Relevan Untuk Bisnis B2B?
Di tahun 2025, B2B marketing telah perlahan berubah. Teknologi, ekspektasi pelanggan, dan nilai-nilai bisnis modern mencerminkan adanya perubahan pasar. Apakah personalisasi berbasis data yang perlu ditingkatkan? Atau justru integrasi tim sales dan marketing yang menjadi tantangan utama?
Sebagai langkah awal, pilih satu atau dua tren yang paling sesuai dengan prioritas dan kapasitas bisnis. Jangan tunggu pesaing bergerak lebih dulu, dalam pasar B2B yang kompetitif, kemampuan untuk beradaptasi lebih cepat menjadi pembeda utama.
Sumber: