15,9 Juta Anak Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Ayah: Dampak Serius bagi Psikologis dan Tumbuh Kembang Anak
15,9 Juta Anak Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Ayah: Dampak Serius bagi Psikologis dan Tumbuh Kembang Anak--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Fenomena fatherless atau ketidakhadiran sosok ayah dalam keluarga kini menjadi isu penting dalam perkembangan psikologis anak di Indonesia. Fatherless tidak selalu berarti seorang anak sama sekali tidak memiliki ayah. Pada banyak kasus, ayah tetap ada secara fisik, namun secara emosional tidak hadir dalam proses tumbuh kembang anak. Data menunjukkan bahwa sekitar 15,9 juta anak di Indonesia berada dalam kondisi ini. Dari jumlah tersebut, 4,4 juta anak hidup tanpa ayah, sedangkan 11,5 juta lainnya memiliki ayah yang bekerja lebih dari 60 jam per minggu, sehingga minim interaksi emosional.
Padahal, kehadiran ayah berperan besar dalam pembentukan kepercayaan diri, kecerdasan emosional, nilai moral, hingga identitas diri anak.
BACA JUGA:Wisata Gratis di Bandung yang Wajib Dicoba untuk Liburan Hemat
BACA JUGA:6 Tips Traveling Aman dan Murah: Liburan Seru Tanpa Bikin Kantong Tipis
Ketidakhadiran Ayah: Bukan Sekadar Fisik, tetapi Juga Emosional
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Rahmat Hidayat, menjelaskan bahwa ketidakhadiran ayah harus dimaknai lebih luas. Bukan hanya tidak berada di rumah secara fisik, tetapi juga tidak hadir secara emosional.
Menurutnya, ketiadaan ayah berpengaruh pada:
- Pembentukan rasa percaya diri
- Kemampuan membangun identitas diri
- Stabilitas emosi dan interaksi sosial
“Banyak keluarga mengalami ketidakhadiran ayah karena pekerjaan yang menuntut mobilitas tinggi. Namun kehadiran emosional ayah tetap sangat dibutuhkan,” ungkap Rahmat.
BACA JUGA:Psikologi Ungkap: Ini 5 Ciri Kamu Sudah Mengatur Prioritas Hidup dengan Benar
BACA JUGA:7 Kebiasaan Unik yang Buktikan Singapura Jadi Negara Teraman di ASEAN
Tiga Proses Pembelajaran Anak yang Membutuhkan Peran Ayah
Rahmat menyebutkan bahwa tumbuh kembang anak berlangsung melalui tiga proses pembelajaran utama, yaitu observasional, behavioral, dan kognitif. Ketiganya memerlukan figur ayah sebagai role model.
1. Pembelajaran Observasional (Belajar dengan Mengamati)
Sejak kecil, anak belajar dengan cara mengamati perilaku orang di sekitarnya.
Sumber: