Anak Sewa Alat Berat Sendiri untuk Temukan Ibunya Yang Tertimbun Longsor, Ditemukan Masih Memakai Mukena

Anak Sewa Alat Berat Sendiri untuk Temukan Ibunya Yang Tertimbun Longsor, Ditemukan Masih Memakai Mukena

Anak Sewa Alat Berat Sendiri untuk Temukan Ibunya Yang Tertimbun Longsor, Ditemukan Masih Memakai Mukena--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Kamis (27/11) sore seharusnya menjadi hari yang tenang bagi warga Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Namun ketenangan itu berubah menjadi kepanikan dan duka mendalam ketika galodo banjir bandang bercampur longsor menerjang pemukiman warga. Arus deras membawa lumpur pekat, batu-batu besar, dan batang kayu, meluluhlantakkan rumah-rumah yang berada di sepanjang aliran sungai.

BACA JUGA:Polres Lubuklinggau Ungkap 9 Kasus Narkoba, 10 Tersangka Ditangkap Dalam Satu Bulan

BACA JUGA:Heboh! ASN dan PPPK di Lubuklinggau Diduga Masih Nikmati Bansos, Dinsos Angkat Bicara

Di tengah kehancuran itu, muncul satu kisah pilu yang menyayat hati. Kisah tentang seorang anak bernama Erik Andesra, yang berjuang tanpa kenal lelah untuk menemukan jasad ibunya sendiri.

BACA JUGA:Cara Menjadi Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan 2025, Cek Syarat dan Cara Daftarnya per Desember

BACA JUGA:Agam Kembali Menyala, Sistem Kelistrikan Sumbar Pulih 100% Pascabencana

Rumah Telah Menghilang Ditelan Lumpur

Saat mendengar kabar bahwa wilayah tempat ibunya tinggal turut diterjang galodo, Erik langsung bergegas menuju lokasi. Namun sesampainya di persimpangan menuju rumah sang ibu, ia disambut pemandangan yang membuatnya limbung.

Air berlumpur menggenangi pemukiman, dengan bongkahan batu besar memenuhi aliran sungai. Rumah ibunya, tempat yang selama ini menjadi tempat berlindung sang orang tua, sudah tidak terlihat lagi.

BACA JUGA:PLN UID S2JB Beri Tips Aman Menyalakan Listrik Pasca Rumah Terendam Banjir

BACA JUGA:Jadwal Cair BSU Rp. 600 Ribu Desember 2025: Syarat, Cara Daftar, dan Link Resmi Cek Penerima

“Saya sampai di lokasi, rumah sudah luluh lantak tertimbun lumpur, batu, dan pohon,” ujar Erik lirih.

Masih berharap ibunya sempat menyelamatkan diri, ia menunggu kabar lebih pasti. Namun kabar yang datang justru menghancurkan harapannya—ibunya berada di dalam rumah saat galodo datang.

“Beliau sedang salat, lalu muncul lah air dari belakang. Mungkin tidak sempat lari waktu itu,” kenangnya.

BACA JUGA:Respons Cepat, Dirjenpas Mashudi Turun ke Lokasi:Tinjau UPT Pemasyarakatan yang Dilanda Banjir di Sumut

BACA JUGA:RS Aceh Tamiang dan Posko Pengungsian Menyala! Genset PLN Dukung Layanan Perawatan Korban Pascabencana

Berhari-hari Mencari dengan Tangan Kosong

Dalam kondisi duka, Erik tetap tegar. Hari demi hari ia menyisir puing-puing rumah yang telah berubah menjadi timbunan lumpur dan kayu. Namun upaya itu sia-sia material longsor terlalu dalam untuk dijangkau dengan tangan kosong.

Ia menunggu bantuan alat berat dari pihak terkait, namun tak kunjung datang. Di tengah tekanan mental dan fisik, Erik akhirnya mengambil keputusan besar: menyewa alat berat dengan biaya pribadi.

“Saya menunggu bantuan, tidak kunjung tiba. Kalau hanya pakai tangan dan tenaga, kami tidak mampu. Jadi terpaksa alat berat. Itu alat beratnya saya rental sendiri,” ungkapnya.

BACA JUGA:Ungkap Besar! 45 Kasus 3C Terkuak, Puluhan Pelaku Ditangkap Polres Lubuk Linggau

BACA JUGA:PT Grace Strategy System Resmi Terdaftar Sebagai Anggota Kadin Indonesia

 

Ditemukan Masih Mengenakan Mukena

Dengan alat berat, proses penggalian dilakukan lebih luas dan lebih dalam. Tak lama kemudian, perjuangan Erik menemukan titik akhir yang memilukan.

 

Jasad sang ibu ditemukan dalam keadaan masih mengenakan mukena tanda bahwa beliau sedang menunaikan ibadah ketika bencana datang.

“Mama saya meninggal dalam keadaan salat,” ujar Erik, menahan air mata.

 

Setelah ditemukan, Erik segera mengevakuasi dan memakamkan ibunya di pemakaman keluarga.

BACA JUGA:Pemulihan Listrik Sumatra Utara Dikebut, Menteri ESDM Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Bencana

BACA JUGA:Dua Pelajar SMP di Lubuklinggau Kecelakaan Saat Putar Arah, Ditabrak Motor dari Arah Berlawanan

Empat Anggota Keluarga Lain Masih Hilang

Duka Erik belum selesai, karena empat anggota keluarganya lainnya masih belum ditemukan. Ia terus berharap ada kejelasan meski kondisi di lapangan masih sangat berat.

 

Sementara itu, BPBD Sumatera Barat melaporkan total 129 warga meninggal dunia akibat galodo yang melanda tujuh kota dan kabupaten.

BACA JUGA:Viral Video Perselingkuhan, Brigadir AN di Lubuklinggau Terancam Pemecatan

BACA JUGA:Gagal Selesaikan Kuliah, Mahasiswa Malang Akhiri Hidup di Jembatan Suhat

Potret Keteguhan dan Pengorbanan

Kisah Erik Andesra menjadi gambaran nyata betapa beratnya penderitaan warga terdampak bencana. Di saat situasi darurat, banyak warga harus berjuang sendiri dengan segala keterbatasan.

Namun keteguhan Erik untuk mencari ibunya hingga titik terakhir menunjukkan besarnya cinta seorang anak. Pengorbanannya menjadi simbol ketabahan, cinta, dan kekuatan yang muncul bahkan di tengah kehancuran.

BACA JUGA:Tim Elang Musi Tangkap Pengedar Sabu Bertopeng Yang Kuasai Peredaran Narkoba Antar Desa

BACA JUGA:Lapas Narkotika Muara Beliti Laksanakan Sidang TPP Warga Binaan dengan Pendekatan Restoratif Dan Evaluatif

Sumber:

Berita Terkait