Silampari TV - Ibu kota Kabupaten OGAN ILIR, Indralaya, menjadi kota paling berpolusi di Sumatera Selatan (Sumsel).
Hal itu dilihat dari data yang dikeluarkan aplikasi Air Visual atau IQAir per pukul 20.00 WIB, 5 Oktober 2023.
Dari aplikasi ini menunjukkan, bahwa sekitar pukul 20.00 WIB malam ini, parameter kritis komponen PM 2,5 untuk wilayah Indralaya Ogan Ilir mencapai 210 dengan kategori sangat tidak sehat.
Kondisi ini tentunya berpotensi mengganggu kesehatan manusia.
Kualitas udara yang buruk di wilayah Indralaya ini, memang sudah terlihat sejak siang hari.
Kabut asap menyelimuti Kecamatan Indralaya sejak sekitar pukul 14.00 WIB. Terutama di kawasan Tanjung Senai Indralaya, asap tebal tampak menyemuti wilayah ini.
Kabut asap yang terjadi di wilayah Kota Indralaya ini tentunya akibat dari kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Ogan Ilir sendiri, maupun dari daerah tetangga yaitu Ogan Komering Ilir (OKI).
Penyebab pekatnya kabut asap di wilayah Ogan Ilir ialah oleh arah angin yang membawanya ke Ogan Ilir.
Kondisi ini ternyata terjadi hingga malam hari. Pasalnya, sekitar pukul 17.22 WIB, Kota Indralaya memang sudah terpantau berpolusi.
Sementara itu, terkait kebakaran lahan di wilayah Ogan Ilir sejak Januari 2023 hingga 3 Oktober 2023, telah terjadi sedikitnya 214 kali kebakaran lahan yang tersebar di sejumlah wilayah Ogan Ilir.
Dari 214 kali kebakaran lahan, terdapat 917 hektare lahan yang terbakar.
"Terbanyak ada di empat wilayah kecamatan yakni Pemulutan, Pemulutan Barat, Indralaya dan Indralaya Utara," jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir, Edi Rahmat, Kamis, 5 Oktober 2023.
Menurut Edi, sebagian besar penyebab kebakaran lahan ini adalah ulah manusia sebanyak 99 persen, dan 1 persennya adalah faktor alam.
Ditambahkan Edi, saat bertugas di lapangan Satgas Karhutla selalu saja mengalami kendala saat memadamkan api, karena cadangan air di sebagian sekat kanal mulai menipis.
"BPBD Ogan Ilir mendirikan posko Karhutla di empat kecamatan tersebut dan di 14 desa rawan kebakaran," sebutnya.
Posko-posko ini, lanjut Edi, bertujuan untuk memonitor kebakaran dan juga mempermudah koordinasi Satgas Karhutla.
"Saat ini aktivitas yang dapat memicu api dapat dengan mudah menimbulkan api. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat jangan membuka lahan dengan cara membakar," imbau Edi.(sumeks)