SILAMPARITV.CO.ID - Keberhasilan Timnas Indonesia U17 dalam beberapa laga sebelumnya, termasuk kemenangan melawan Korea Selatan dan Yaman, memberi harapan besar bagi para penggemar sepak bola tanah air. Namun, kekalahan telak 6-0 dari Korea Utara pada pertandingan terakhir membuka mata banyak pihak tentang berbagai kekurangan yang harus segera dievaluasi oleh tim pelatih, khususnya oleh Coach Nova Arianto.
High Press dan Evaluasi Lini Timnas Indonesia U17 BACA JUGA:Tinggalkan Rebahin, LK21, dan IndoXXI! Yuk Nonton Film Gratis yang Legal dan Bebas Risiko BACA JUGA:Kumpulan Contoh Puisi Rohani Tentang Jumat Agung 2025 Konten kreator sepak bola, Dhana Fadilah, menyebutkan bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi Timnas Indonesia U17 adalah kurangnya kemampuan untuk mengatasi strategi high press yang diterapkan lawan. High press adalah metode di mana tim lawan memberikan tekanan tinggi sejak dari daerah pertahanan kita, menyebabkan tim Indonesia kesulitan untuk mengembangkan permainan mereka. “Timnas Indonesia U17 sangat kesulitan ketika menghadapi lawan yang melakukan high press,” ujar Dhana, Rabu, 16 April 2025. BACA JUGA:Pelunasan Biaya Haji Ditutup 17 April 2025, Sudah 205.690 Jemaah Haji Reguler Lunasi Bipih BACA JUGA:Stop Menonton di Rebahin! Ini 25 Layanan Streaming Film Legal dan Aman yang Bisa Kamu Coba Masalah ini menjadi semakin nyata setelah melihat cara permainan Korea Utara yang menggunakan sistem ini untuk menekan tim Indonesia, terutama di babak pertama. Hal ini tentunya mempengaruhi kepercayaan diri para pemain muda Indonesia, dan membawa mereka pada hasil yang sangat mengecewakan. Analisis Kekalahan 6-0: Apa yang Salah dengan Timnas Indonesia U17? Kekalahan besar ini membawa pertanyaan mendalam tentang performa tim. Arul is Here, seorang konten kreator sepak bola lainnya, mengatakan bahwa kekalahan ini bukan disebabkan oleh masalah line-up yang diturunkan oleh Coach Nova Arianto, melainkan lebih pada kekuatan fisik dan mental tim yang masih perlu banyak pembenahan. “Tidak ada yang salah dengan line-up yang diturunkan Coach Nova. Ini adalah tim yang sebelumnya mampu membawa kemenangan atas Korea Selatan dan Yaman. Namun, begitu Korea Utara mencetak gol pertama, tim kita langsung kehilangan momentum,” jelas Arul. Ia juga menyoroti gol kedua yang menurutnya harusnya tidak terjadi, mengingat Putu Panji kalah dalam duel fisik. BACA JUGA:Wali Kota Lubuklinggau Kukuhkan Pengurus TP PKK, Tim Posyandu, dan GOW Periode 2025–2030 BACA JUGA:Perpustakaan Daerah Kabupaten Musi Rawas Hadir Sebagai Pusat Literasi Modern dan Inklusif Selain itu, Arul juga memperhatikan bahwa meskipun Timnas Indonesia U17 sudah tertinggal, mereka tidak menunjukkan intensitas untuk melakukan tekanan atau mengubah strategi di babak kedua. “Padahal, kita butuh gol di babak kedua, tapi ternyata tetap enggak ada perubahan signifikan,” ujarnya. Bahkan, setelah Timnas Indonesia U17 ketinggalan 5 gol, mereka masih bermain dengan strategi mid-block, yang mengindikasikan kurangnya keberanian untuk mengambil risiko dan melakukan pressing untuk mengejar ketertinggalan. “Ini bukan hanya masalah teknik, tapi juga soal mentalitas pemain,” kata Arul. “Secara fisik, kami kalah, dan itu terlihat jelas. Pemain-pemain kita kalah badan, dan ini harus jadi evaluasi besar untuk coach Nova.” Evaluasi Fisik dan Mental Pemain: Kunci untuk Meningkatkan Performa Timnas U17BACA JUGA:Wujudkan Impian Warga 7 Kecamatan di Muba Terang Benderang Nikmati Listrik PLN