2 minggu kerja penuh,
Setiap hari selama 13 jam,
Lalu 1 minggu libur penuh.
Meski terdengar melelahkan, Joseph mengaku bahwa ia menyukai pekerjaannya dan menghargai pendapatan yang diperolehnya dari kerja keras tersebut.
“Pekerjaan ini berat, tapi hasilnya sebanding. Saya bisa hidup layak, menabung, dan membantu keluarga,” kata Joseph dalam video.
BACA JUGA:Viral! Suami Serahkan Istri ke Selingkuhannya dengan Ikhlas: Netizen Salut, “Pahlawan Kita Gugur”
BACA JUGA:Viral! Pernikahan di Lombok Tengah Ricuh, Pengantin Wanita Ngaku Gadis Ternyata Janda 3 Kali.
Mengubah Cara Pandang terhadap Pekerjaan
Fenomena ini menyentil cara pandang masyarakat yang masih menilai pekerjaan berdasarkan status sosial, bukan nilai kerja. Di Australia, bahkan profesi seperti tukang cuci piring bisa mendapatkan upah layak, tunjangan kesehatan, hingga hak libur yang jelas.
Pemerintah Australia menerapkan sistem upah minimum per jam yang tinggi—sekitar AUD 23–30 per jam untuk pekerjaan umum seperti di sektor perhotelan dan restoran. Jika dikalikan dengan jam kerja panjang seperti yang dijalani Joseph, maka gaji besar bukan hal yang mustahil.
BACA JUGA:Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2025 dan Jumlah Formasi, Indonesia Siap Cetak ASN Unggul.
BACA JUGA:Daftar 12 Negara Teraman Jika Perang Dunia III Meletus, Termasuk Indonesia
Buka Mata, Jangan Remehkan Kerja Keras
Kisah Joseph menjadi pengingat bahwa kerja keras, disiplin, dan konsistensi adalah kunci utama kesuksesan. Bahkan pekerjaan yang tampak sederhana bisa menjadi batu loncatan menuju masa depan cerah—asal dijalani dengan sungguh-sungguh.
Di negara maju, tidak ada istilah pekerjaan rendah—semua dihargai berdasarkan kontribusinya.
“Di balik celemek dan tumpukan piring, tersimpan kisah sukses yang luar biasa,” tutup si narator video TikTok.