SILAMPARITV.CO.ID - Ketika lahir hingga berusia enam tahun, otak anak-anak mampu menyerap berbagai informasi yang muncul dari lingkungan sekitar, terutama dalam keluarga terdekat.
Bila diibaratkan, otak anak seperti spons yang mudah menyerap apapun secara terus-menerus dan tidak terseleksi. Maka dari itu, tidak heran apabila anak mudah meniru dan melakukan banyak hal berdasarkan apa yang didengar dan dilihatnya.
Menurut ilmuwan asal Italia, Maria Montessori, fenomena ini biasa disebut sebagai "the absorbent mind" atau "pikiran yang mudah menyerap". Dengan begitu, setiap orang wajib untuk cermat dan berhati-hati dalam bertutur kata di depan anak-anak. Sebab, kalimat yang diucapkan dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kesuksesan anak.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada sejumlah kalimat yang "haram" diucapkan oleh orang tua kepada anak. Apa saja? Berikut daftarnya, melansir dari Parents.
BACA JUGA:Rekomendasi Game Offline Android Terbaik, Main Tanpa Kuota
1. "Jangan nangis!"
Ketika anak terluka dan menangis karena terjatuh, setiap orang tua tentu memiliki rasa ingin meyakinkan bahwa mereka tidak terluka parah. Tetapi, dengan mengatakan anak untuk jangan menangis justru membuat mereka merasa lebih buruk.
"Anak Anda menangis karena mereka merasa tidak baik-baik saja," ungkap penasehat orang tua sekaligus penulis buku The A to Z Guide to Raising Happy Confident Kids, Jenn Berman.
Berman menyebutkan, tugas orang tua adalah membantu anak untuk memahami dan menghadapi emosi mereka, bukan mengabaikannya. Maka dari itu, coba untuk peluklah anak dan beri validasi terhadap perasaannya.
"Cobalah untuk selalu memberikan pelukan kepada anak dan mengakui apa yang mereka rasakan dengan menanyakan apakah mereka ingin diobati, mendapatkan ciuman, ataupun keduanya," ujar Berman.
BACA JUGA:Cukup Dengan Cara Sederhana Membuat Istri Bahagia, Pak Suami Wajib Tahu
2. "Sini ayah/ibu bantu"
Ketika anak sedang kesulitan melakukan sesuatu, wajar bagi orang tua jika ingin membantu mereka. Namun, profesor emeritus psikologi di Universitas Drexel di Philadelphia dan penulis Raising a Thinking Child, Myrna Shure, menyebutkan bahwa membantu anak dapat mengurangi sikap mandiri mereka.
Sebagai gantinya, ajukan pertanyaan yang bersifat membimbing guna membantu mereka memecahkan masalah, seperti.
"Menurut kamu, bagian mana yang harusnya perlu diganti? Kenapa menurutmu begitu? Ayo kita coba,"