kematian balita di sukabumi akibat cacingan: mengapa infeksi cacing bisa berujung fatal pada anak

Rabu 20-08-2025,10:30 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

- obstruksi usus (ileus): cacing dewasa bisa menggumpal dan menyumbat saluran usus, menyebabkan nyeri perut hebat, muntah, hingga gangguan fungsi usus.

- radang usus buntu (apendisitis): cacing dapat masuk ke dalam usus buntu dan memicu peradangan akut atau bahkan gangren.

- gangguan saluran empedu: cacing yang masuk ke saluran empedu dapat menyebabkan kolik empedu, kolesistitis (radang kantong empedu), kolangitis, hingga abses hati.

- penyebaran ke paru-paru dan otak: pada fase migrasi larva, anak bisa mengalami batuk, sesak, hingga peradangan pada otak (encefalitis) jika larva mencapai sistem saraf pusat.

pada kasus raya, diduga kuat terjadi kombinasi antara infeksi cacing berat dan komplikasi lain, termasuk kemungkinan tuberkulosis meningitis, mengingat kedua orang tuanya sedang dalam pengobatan tb paru. kondisi imun yang melemah akibat malnutrisi dan infeksi ganda menjadi faktor penentu dalam memperburuk keadaannya.

BACA JUGA:Polres Probolinggo SemaraJangan Asal Minum, Berikut Tipkkan HUT ke-80 RI dengan Olahraga & Lomba Antarinstansi

BACA JUGA:Kepergok Curi Motor di Rejang Lebong, Warga Lubuklinggau Babak Belur Dihajar Massa.

cegah sejak dini dengan kebiasaan sehat

meski kasus kematian akibat cacingan tergolong jarang, kasus seperti ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk lebih waspada. anak-anak, terutama balita, sangat rentan karena kebiasaan bermain di tanah dan sering memasukkan tangan ke mulut tanpa mencucinya terlebih dahulu.

upaya pencegahan yang efektif meliputi:

- mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah bermain

- mengonsumsi makanan yang dimasak matang dan air yang bersih

- menjaga kebersihan lingkungan, terutama area bermain anak

- memberikan obat cacing secara berkala sesuai anjuran dokter atau program kesehatan masyaraka

kementerian kesehatan dan idai menganjurkan pemberian obat cacing secara rutin dua kali dalam setahun bagi anak usia 1–12 tahun, terutama di daerah dengan risiko tinggi infeksi parasit.

BACA JUGA:Camat Pati Bantah Usulkan Kenaikan PBB 250%, Pansus DPRD Temukan Kejanggalan Pernyataan Bupati

Kategori :