Sekitar 5–10% kasus kanker usus besar pada usia muda disebabkan oleh kondisi herediter seperti *Lynch Syndrome* atau *Familial Adenomatous Polyposis (FAP)*. Mereka yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker usus besar sebaiknya melakukan skrining lebih dini, bahkan sejak usia 20-an.
BACA JUGA:Misteri Kematian Pasutri di Pemalang Terungkap, Dukun Ibin Racuni Korban dengan Kopi Beracun.
5. Konsumsi Alkohol dan Merokok
Meskipun lebih umum di usia dewasa, konsumsi alkohol dan rokok sejak usia muda telah terbukti meningkatkan risiko kanker gastrointestinal, termasuk usus besar. Zat karsinogenik dalam rokok dan etanol dalam alkohol merusak DNA sel usus secara langsung.
BACA JUGA:Dracula: A Love Tale – Kisah Cinta Abadi Sang Vampir Hadir di Bioskop Indonesia Agustus 2025
6. Gangguan Mikrobioma Usus
Perubahan komposisi bakteri baik di usus akibat antibiotik berlebihan, stres kronis, atau diet tidak seimbang juga mulai dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Mikrobioma yang tidak sehat dapat memproduksi senyawa pro-inflamasi yang merusak jaringan usus.
BACA JUGA:6 Resep Asem-Asem Daging Sapi dan Variasinya, Inspirasi Olahan Daging Kurban
Gejala yang Sering Diabaikan
Salah satu alasan kanker usus besar pada anak muda sering terdiagnosis pada stadium lanjut adalah karena gejalanya dianggap sepele atau dikira penyakit ringan. Gejala umum meliputi:
- Perubahan pola buang air besar (sembelit atau diare yang berkepanjangan)
- Darah dalam tinja (berwarna merah terang atau hitam)
- Nyeri perut atau kram yang tidak kunjung hilang
- Rasa tidak tuntas setelah BAB
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
- Kelelahan ekstrem (bisa karena anemia akibat perdarahan tersembunyi)