Review The Strangers: Chapter 2 – Ketegangan Meningkat, Teror Masih Tertahan

Senin 13-10-2025,14:37 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

Di sisi lain, aspek audio juga sangat mendukung suasana horor yang dibangun. Suara pintu berderit, langkah kaki, hingga napas berat menjadi elemen penting yang digunakan secara maksimal. Efek suara tersebut mampu menambah intensitas pada setiap adegan serangan atau momen keheningan sebelum badai.

Meski begitu, beberapa jumpscare terasa bisa ditebak. Bagi penggemar film original atau penggemar horor berpengalaman, teknik ini mungkin terasa repetitif dan kurang inovatif. Namun, tetap ada beberapa momen mengejutkan yang berhasil menimbulkan rasa kaget secara efektif.

BACA JUGA:TNI AD Kirim Tim ke Singapura untuk Ikuti Pelatihan Penguatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

BACA JUGA:Persaingan Ketat Olahraga Judo dan Taekwondo Panaskan Hari Pertama PON Bela Diri Kudus 2025

Karakter dan Keputusan yang Membuat Frustrasi

Salah satu kelemahan yang masih terbawa dari film pertama adalah logika karakter. Ada beberapa keputusan yang diambil Maya atau karakter lain yang terasa kurang masuk akal dan hanya berfungsi sebagai alat untuk memajukan alur cerita. Hal ini bisa membuat penonton frustrasi, terutama saat tahu bahwa situasi bisa saja dihindari jika karakter bertindak lebih rasional.

Namun, penampilan Madelaine Petsch patut diapresiasi. Ia mampu menampilkan trauma, ketakutan, sekaligus keberanian dengan cukup meyakinkan. Transformasi karakternya dari korban menjadi sosok yang mulai melawan menjadi salah satu nilai lebih dalam narasi film ini.

BACA JUGA:Suami Terpukul, Wanita Hamil Muda Tewas di Hotel Palembang Diduga Bersama Pria Misterius.

BACA JUGA:Dari Podium ke Podium, Zidane Kunci Gelar Juara Umum Balap Motocross Trial Game Dirt 2025

Kesimpulan: Menegangkan, Tapi Belum Maksimal

Secara keseluruhan, The Strangers: Chapter 2 berhasil meningkatkan tensi dibandingkan film pertamanya. Film ini menyajikan suasana menegangkan, visual yang mendukung, dan sedikit peningkatan dari segi ritme cerita. Namun, film ini belum mampu menyamai kualitas dan intensitas horor dari versi original tahun 2008, yang hingga kini masih dianggap sebagai benchmark dalam subgenre home invasion.

Bagi penggemar horor kasual atau penonton yang sekadar ingin menikmati sensasi teror ringan namun tetap mencekam, film ini masih layak ditonton. Namun bagi pecinta horor hardcore, mungkin film ini belum mampu memberikan efek takut yang terlalu dalam.

Apakah trilogi reboot ini layak untuk terus berlanjut hingga Chapter 3? Jawabannya mungkin akan lebih jelas setelah kita melihat bagaimana akhir kisah Maya dan seberapa besar trauma yang ia harus hadapi dalam bab penutup nanti.

BACA JUGA:Jasa Kirim Do'a Ala Ustadz Yusuf Mansur : Transfer 20 Juta Dapat Fatihah Khusus, Netizen Geram!

BACA JUGA:5 Smartphone dengan Desain Paling Unik yang Bikin Penasaran

Kategori :