Berjuang Jualan Madu, Warga Baduy Dibegal dan Terluka, Rumah Sakit Tolak Rawat Karena Tanpa KTP.

Rabu 05-11-2025,14:58 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

SILAMPARITV.CO.ID - Nasib malang menimpa Repan (16), seorang warga Baduy Dalam asal Kampung Cikeusik, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Ia menjadi korban pembegalan di kawasan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, saat berjualan madu keliling pada Minggu (26/10/2025) dini hari.

Selain kehilangan uang hasil dagangan sekitar Rp. 3 juta, Repan juga mengalami luka bacok di tangan akibat berusaha melawan pelaku yang menodongnya dengan senjata tajam. Ironisnya, usai kejadian, Repan sempat ditolak rumah sakit saat hendak berobat karena tidak memiliki KTP.

BACA JUGA:Prabowo Pastikan Indonesia Mampu Bayar Utang Whoosh, Gunakan Dana Dari Koruptor Yang Dikembalikan.

BACA JUGA:Aksi Jambret di Lubuklinggau Gagal Total! Warga dan Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Usai Kecelakaan

Dibegal Saat Jalan Kaki Jualan Madu

Kepala Desa Kanekes, Oom, membenarkan bahwa Repan adalah warganya yang sehari-hari memang berjualan madu dengan berjalan kaki ke luar daerah, termasuk ke wilayah Jakarta.

Menurut keterangan Oom, pembegalan terjadi sekitar pukul 04.00 WIB ketika Repan tengah berjalan kaki di kawasan Rawasari.

“Repan kan jalan kaki, biasa warga Baduy keliling jual madu, tiba-tiba datang dua orang pakai motor, menodong senjata tajam. Ditangkis sama Repan, tapi kena tangannya. Harus dijahit sekitar 10 jahitan,” jelas Oom saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/11/2025).

Dalam peristiwa itu, para pelaku membawa kabur uang tunai Rp. 3 juta, 10 botol madu, serta satu ponsel pinjaman milik temannya.

BACA JUGA:Tergiur Keuntungan Fantastis, Emak-emak Lubuklinggau Jadi Korban Arisan dan Investasi Bodong.

BACA JUGA:Kiprah Polri Diakui, Kapolri Listyo Sigit Dapat Penghargaan Nasional atas Kontribusi Bagi Keamanan Publik.

Sempat Ditolak Rumah Sakit karena Tak Punya KTP

Usai kejadian, Repan yang mengalami luka bacok cukup dalam mencoba mencari pertolongan medis di rumah sakit terdekat. Namun, pihak rumah sakit disebut menolak memberikan perawatan karena Repan tidak memiliki kartu identitas (KTP) hal yang umum bagi warga Baduy Dalam yang masih memegang teguh adat tanpa dokumen kependudukan.

“Dia ke rumah sakit sendiri, tapi ditolak, karena kan warga Baduy Dalam tidak punya KTP,” tutur Oom.

BACA JUGA:Kapolda Kaltim Tegaskan Tak Ada Yang Kebal Hukum Dalam Kasus Tambang Ilegal

Kategori :