"Sebenarnya yang berhak menerimanya adalah teman-teman dari tim Kementerian ESDM. Saya hanya mewakili. Tapi ini menjadi motivasi untuk terus mengimplementasikan Pasal 33," ujarnya.
Pernyataannya mendapat apresiasi karena menunjukkan komitmen bahwa transisi energi bukan hanya proyek prestisius, tetapi bagian dari upaya besar untuk menyejahterakan masyarakat.
BACA JUGA:Maling Bobol Rumah Polisi di Lubuklinggau, Tangan Putus Usai Diamuk Massa
Target 2035: Bauran Energi Terbarukan 100%
Bahlil menegaskan target ambisius: Indonesia mencapai bauran energi terbarukan 100% pada tahun 2035.
Salah satu strategi utama adalah pembangunan PLTS (solar cell) di desa-desa yang belum teraliri listrik, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk pemerataan akses listrik hingga pelosok negeri.
Menariknya, program pemasangan PLTS ini tidak akan menggunakan APBN, sehingga tidak membebani keuangan negara.
Rencananya, PLTS skala besar akan dibangun dengan kapasitas total hingga 100 gigawatt (GW) angka yang belum pernah dicapai dalam sejarah proyek energi Indonesia.
BACA JUGA:Polri Minta Masukan Polisi Hong Kong Untuk Tingkatkan Penanganan Demo
Penghargaan yang Membuka Mata Publik
Penghargaan yang diterima Bahlil mengejutkan sebagian publik, mengingat masa jabatannya yang relatif singkat. Namun, data dan program yang telah berjalan menunjukkan kerja nyata yang sulit dipungkiri.
Gebrakan EBT ini dinilai sejalan dengan kebutuhan global untuk mempercepat penggunaan energi ramah lingkungan serta mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Penghargaan ini menjadi penanda penting bahwa Indonesia mulai melangkah ke era baru energi hijau.
BACA JUGA:Niat Jajan Rp. 300 Ribu, Seorang Pria Malah Dikeroyok PSK dan Komplotannya