Tradisi Minum Teh "Nyaneut" Festival di Garut, Bangkitkan Kearifan Lokal dan Kebersamaan

Senin 26-02-2024,19:30 WIB
Reporter : Shela
Editor : Ayu Fitriani

SILAMPARITV.CO.IDNyaneut sendiri dimaksudkan untuk menyatukan masyarakat, seperti yang dijelaskan oleh tokoh masyarakat Nyaneut Dasep Badrussalam. 

Sunan Gunung Jati adalah orang pertama yang memperkenalkan Nyaneut ketika ia sedang bekerja di daerah Sunda, khususnya di Garut. Sebelum mulai berdakwah, Sunan Gunung Jati selalu mengumpulkan masyarakat untuk minum teh bersama.

“Dari abad 1.504 yang lalu, kakek Kanjeng Sunan Gunung Jati menggunakannya saat berdakwah kepada masyarakat Sunda, khususnya di Garut. 

Sebelum berdakwah melalui media, seperti membudayakan pendekatan “Beliau selalu menghimpun masyarakat terlebih dahulu.” yang mana jika kita meminum dan meminum air maka caranya adalah dengan meminum teh (sejak tahun 1504 diberikan oleh Sunan Gunung Jati ketika beliau berdakwah di daerah Sunda khususnya di Garut.

BACA JUGA:Mengenal Keanekaragaman Tradisi SumSel, Ada Mandi Kasai

“Nah, sebelum berdakwah melalui media seperti budaya, pendekatannya bisa dengan mempertemukan masyarakat terlebih dahulu, khusus minum teh, caranya minum teh Nyaneut,” kata Dasep dalam sambutannya.

Dasep mengatakan, tujuan Nyaneut adalah untuk menjaga kearifan lokal yang sudah ada sejak dulu, khususnya di Kecamatan Cigedug. 

Festival ini tidak hanya sekedar bernostalgia tetapi juga memperkenalkan prosesi Nyaneut yang meliputi upacara sebelum mencicipi teh.

“Nah, merayakan festival Nyaneut ini setahun sekali itu nostalgia, dan itu keseharian karena nanti ada proses, bukan proses, dulu ada proses (Nah, setahun sekali festival Nyaneut ini diadakan di sana, nostalgia pada hari itu (jangan di situ), karena nanti Nyaneut ada prosesi, jangan langsung minum teh, ada prosesi dulu),” ujarnya.

BACA JUGA:Mengenal Asal Muasal Tari Topeng Khas Cirebon

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga Gunasantika menilai festival Nyaneut merupakan salah satu ajang yang dapat mempererat tali silaturahmi antara pemerintah dan masyarakat. 

Ia juga melihat potensi ekonomi yang bisa dikembangkan dari festival ini mengingat Kabupaten Garut memiliki lebih dari 6 ribu hektare perkebunan teh dengan output hampir 7 ton per tahun.

Festival ini terkait langsung dengan sektor pertanian sehingga menjadikan Garut memiliki potensi yang besar. Beni berharap acara seperti ini bisa diadakan sepanjang tahun dan tidak hanya di Kecamatan Cigedug tapi juga di kecamatan lainnya.

Bahkan, ia juga sudah meminta izin kepada Dasep selaku tokoh masyarakat Nyaneut. sehingga kegiatan ini dapat direplikasi di kabupaten lain.

BACA JUGA:Apa Itu Malam Selikuran? Tradisi Menyambut Malam Lailatulqadar di Indonesia

Kategori :