SILAMPARITV.CO.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo berhasil meraih penghargaan Best CEO Communications dalam ajang BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024 yang diselenggarakan di Lapangan Tennis Indoor Senayan, Kamis (7/3) malam.
Dalam ajang apresiasi terhadap praktisi komunikasi dan program keberlanjutan perusahaan di lingkungan BUMN ini, secara total PLN memborong 12 penghargaan dan dinobatkan menjadi Best of the Best Communication, 08 Maret 2023.
Berkat pengelolaan komunikasi korporat yang baik, PLN juga berhasil mendapatkan peringkat 1 dan 3 Media Relations, peringkat 2 dan 3 Internal Communications,
peringkat 1 Social Media Ranger,_ dan EVP Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto sebagai Best Corporate Communications.
BACA JUGA:Ramadhan Sebentar Lagi, PLN UID S2JB Beri Tips Aman Gunakan Listrik Selama Ramadhan
Sementara pada Sustainability, PLN terpilih menjadi peringkat satu pada Community Involvement Development (CID) Kesehatan, Rumah BUMN _of the Year, Best Milennial TJSL, dan Top Contributor BUMN for Sustainability.
Selain itu, Corporate Secretary PLN Alois Wisnuhardana juga menjadi nominasi best Corporate Secretary.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya mendorong semua perusahaan BUMN bisa menerapkan keterbukaan dan keberlanjutan.
Hal ini kata Erick, mengingat tantangan di masa depan yang membutuhkan tranformasi seluruh perusahaan BUMN.
BACA JUGA:PLN Sukses Jaga Keandalan Listrik Selama Kunjungan Muktamar IMM RI 1 di Kota Palembang
"Ini bagian kita terus mendorong keterbukaan informasi sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik," ujar Erick.
Erick mengatakan peningkatan keterbukaan informasi BUMN pada 2024 naik 2.500 kali lipat ketimbang pada 2019 saat ia menjabat yang hanya ada satu BUMN yang memiliki status informatif dengan baik.
Capaian prestasi yang diperoleh perusahaan-perusahaan BUMN saat ini harus menjadi pemacu untuk menciptakan terobosan-terobosan demi kemajuan.
"Transformasi BUMN juga harus kita dorong, kita tidak bisa berpuas diri hari ini, apakah misalnya deviden tahun ini yang terbesar sepanjang sejarah yaitu Rp 81,4 Triliun cukup? Tidak. Negara membutuhkan lebih," katanya.