Menyikapi hal ini, Dr. Ali, seorang psikolog klinis, menekankan pentingnya pemahaman dan dukungan dari lingkungan sekitar terhadap individu yang mengalami konflik antara kewajiban agama dan pekerjaan. "Dalam situasi seperti ini, penting bagi individu untuk merasa didukung dan tidak merasa terisolasi. Dukungan dari keluarga, teman, dan rekan kerja dapat membantu individu untuk mengatasi konflik internal dan mencari solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan kebutuhan hidup sehari-hari."
BACA JUGA:Berkatkan Kewaspadaan dan Teknologi: Menjaga Keamanan Belanja Online di Masa Lebaran
Sebagai kesimpulan, meskipun kewajiban agama dalam Islam sangat penting, penggantian puasa pada hari lain jika tidak dapat berpuasa karena alasan bekerja adalah suatu kelonggaran yang diberikan oleh agama. Namun, hal ini harus dilakukan dengan penuh kesungguhan, kekhusyukan, dan dengan niat yang tulus. Selain itu, individu juga harus memastikan bahwa mereka benar-benar tidak mampu untuk berpuasa dan tidak bisa menggantinya pada hari lain sebelum memutuskan untuk membayar fidyah. Dalam situasi yang kompleks seperti ini, pemahaman, dukungan, dan kesabaran adalah kunci untuk menemukan keseimbangan antara kewajiban agama dan kewajiban dunia.