JAKARTA- Berbagai tanggapan dan opini muncul dalam kasus tewasnya Brigadir J, salah satunya Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso.
Sugeng menjelaskan bahwa tidak mungkin Brigadir J melepaskan tembakan 7 kali dalam peristiwa tersebut.
"Dari luka yang dialami oleh Brigadir J, ada luka tembak, ada aniaya dan ini sangatlah tidak cocok,” jelas Sugeng.
“Brigdir J menembakan 7 peluru kemudian ditembak mati dan kemudian dilukai, gak match, udah mati kok,” ungkapnya.
“Kalau memang meluapkan kemarahan biasanya ditembak lalu ditusuk, namun apa yang terjadi pada Brigadir J, terdapat sayatan. Ini artinya luka sayat tersebut dilakukan dalam saat Brigadir J dalam posisi berdiri,” tambah Sugeng.
Baca Juga : Buntut Kasus Tewasnya Brigadir J, Kapolri Mutasi 15 Personel Polri, Siapa Saja?
Sugeng juga menambahkan bahwa Brigadir J dieksekusi tanpa perlawanan.
Selain itu dalam sebuah wawancara yang dilakukan di channel Refly Harun, Sugeng juga menyinggung bahwa adanya laporan dugaan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
“Laporan tersebut cukup janggal jija dilihat dari ceritanya bahwa Brigadir J yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan Ferdy sambo dan istrinya. Bahkan telah dianggap anak,” tambah Sugeng.
“Hal ini bisa terjadi pada seseorang jika mengalami perubahan psikologis yang drastis, apakah dia dalam pengarush sesuatu baik obat atau lainya,” ungkapnya.