Sinopsis Grave of The Fireflies, Film Studio Ghibli Paling Mengharukan Tentang Perang dan Kemanusiaan

Sinopsis Grave of The Fireflies, Film Studio Ghibli Paling Mengharukan Tentang Perang dan Kemanusiaan

Sinopsis Grave of The Fireflies, Film Studio Ghibli Paling Mengharukan Tentang Perang dan Kemanusiaan--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Studio Ghibli dikenal sebagai "Disney-nya Jepang" dengan karya-karya animasi yang memikat hati dan penuh makna. Salah satu film mereka yang paling menyentuh sekaligus memilukan adalah Grave of The Fireflies (Hotaru no Haka), yang dirilis pada tahun 1988.

Film ini disutradarai oleh Isao Takahata dan diproduksi oleh Studio Ghibli, mengangkat tema kelam tentang peperangan dan dampaknya terhadap anak-anak. Berbeda dengan sebagian besar karya Ghibli lainnya yang penuh fantasi, film ini lebih realistis, pahit, dan emosional. Bahkan, banyak yang menyebutnya sebagai film animasi paling mengharukan sepanjang masa.

BACA JUGA:Kijang Innova Bensin Lebih Cepat Laku di Pasar Mobil Bekas Dibanding Versi Diesel

BACA JUGA:Lapas Lubuk Linggau Resmi Buka Porsenap HUT ke-80 Republik Indonesia Tahun 2025

Penghargaan dan Reputasi

Grave of The Fireflies mendapat pengakuan internasional. Pada 1989, film ini meraih Blue Ribbon Awards kategori Special Award. Hingga kini, film ini masih dianggap sebagai salah satu mahakarya animasi yang mampu menggambarkan sisi tragis perang dengan cara yang sangat manusiawi.

Durasi film ini sekitar 1 jam 29 menit, tetapi meninggalkan kesan mendalam yang sulit dilupakan oleh siapa pun yang menontonnya.

BACA JUGA:The Shadow’s Edge, Pertarungan Old School vs Teknologi Kripto yang Menegangkan

BACA JUGA:Kalah Pilkades, Pria di Bone Sulsel Tikam Kepala Desa hingga Tewas di Lapangan Bola.

Sinopsis Grave of The Fireflies

Cerita dimulai dengan latar belakang Jepang pada masa Perang Dunia II. Film dibuka pada 25 September 1945, dengan memperlihatkan Seita, seorang remaja berusia 14 tahun, yang ditemukan sekarat di Stasiun Sannomiya, Kobe. Tidak lama kemudian, ia meninggal akibat kelaparan. Dari barang-barang yang tersisa, seorang petugas kebersihan menemukan sebuah kotak permen yang berisi abu dan serpihan tulang. Dari situlah roh Seita muncul, bersama adiknya, Setsuko yang baru berusia 4 tahun.

Lewat narasi roh Seita, penonton kemudian diajak melihat kisah memilukan tentang perjuangannya bersama Setsuko setelah kota mereka hancur akibat serangan bom api Amerika.

BACA JUGA:PLN UP3 Lubuklinggau Lakukan Pasang Baru Sambungan Listrik Lewat Program Light Up The Dream

BACA JUGA:Adu Performa LSUV Hybrid Murah: Chery Tiggo Cross CSH Vs Daihatsu Rocky e-Smart, Siapa Paling Unggul?

Sumber: