Polisi Hentikan Mobil Pickup di Lubuklinggau yang Kibarkan Bendera One Piece

Polisi Hentikan Mobil Pickup di Lubuklinggau yang Kibarkan Bendera One Piece

Polisi Hentikan Mobil Pickup di Lubuklinggau yang Kibarkan Bendera One Piece--ist

Guru Besar Sosiologi UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Abdullah Idi, menilai fenomena ini bukan bentuk ketidakcintaan pada negara, melainkan pesan simbolik masyarakat kepada pemerintah menjelang peringatan kemerdekaan.

“Ini bisa dimaknai sebagai kritik sosial. Masyarakat ingin perbaikan masa depan bangsa,” ujar Prof. Abdullah.

BACA JUGA:Rizky Billar Ungkap Alasan Batal Akuisisi PSMS Medan: “Tak Semudah Beli Tim Kecil”

BACA JUGA:Siswa MTS Tewas Ditikam Bocah SD di Muratara, Pelaku Sudah Diamankan Polisi.

Menurutnya, sebagian masyarakat merasa bahwa makna kemerdekaan yang sesungguhnya, baik dari sisi ekonomi, politik, maupun kesejahteraan, belum sepenuhnya dirasakan.

“Bendera Merah Putih adalah simbol negara. Tapi banyak yang merasa belum sepenuhnya merdeka, sehingga muncul aksi kreatif seperti ini,” tambahnya.

BACA JUGA:Salah Pilih Tulang Bisa Bikin Kuah Bakso Keruh dan Amis, Ini Tips Memilih dan Memasaknya

BACA JUGA:Instagram Luncurkan Fitur Repost, Map, dan Tab Friends: Makin Mirip TikTok dan Snapchat

Tidak Menghina Negara, Tapi Perlu Disikapi Bijak

Aksi ini menuai pro dan kontra, apalagi karena bendera One Piece dikibarkan berdampingan dengan Merah Putih. Namun Prof. Abdullah menegaskan tidak ada unsur penghinaan terhadap negara.

“Justru ini bentuk harapan. Diletakkan berdampingan agar pemerintah mendengar, bahwa masih banyak hal yang perlu dibenahi seperti pengangguran dan harga kebutuhan pokok,” jelasnya.

BACA JUGA:5 Menu Resto Indonesia yang Disebut ‘Makanan dari Surga’ karena Rasanya Luar Biasa Enak

BACA JUGA:Resep Udang Asam Manis ala Restoran, Lezat, Mudah Dibuat, dan Cocok untuk Lauk di Rumah

Ia juga mengimbau pemerintah untuk tidak bersikap reaktif, melainkan menangkap pesan yang ingin disampaikan rakyat.

“Ini saatnya merefleksikan arti kemerdekaan, bukan sekadar seremonial, tapi juga mendengar suara rakyat yang ingin perubahan,” tutupnya.

Sumber:

Berita Terkait