"Sebelum Gempa Mengguncang, Alarm Sudah Berbunyi: BMKG Luncurkan Uji Coba EEWs"

"Sebelum Gempa Mengguncang, Alarm Sudah Berbunyi: BMKG Luncurkan Uji Coba EEWs"--ist

SILAMPARITV.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengambil langkah strategis dalam penguatan sistem mitigasi bencana dengan memulai uji coba Early Earthquake Warning System (EEWs) secara nasional. Sistem peringatan dini gempa bumi berbasis teknologi canggih ini diharapkan dapat memberikan waktu tambahan bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri sebelum guncangan kuat tiba.

Pengujian sistem EEWs ini diluncurkan secara resmi oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Kantor Pusat BMKG, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025), dan akan berlangsung selama enam bulan ke depan di sejumlah wilayah rawan gempa, termasuk Jawa Barat, Banten, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

BACA JUGA:MK Tegaskan Pendidikan SD dan SMP Harus Gratis, Baik Negeri Maupun Swasta

Apa Itu EEWs?

Early Earthquake Warning System (EEWs) adalah sistem peringatan dini yang mampu mendeteksi gelombang seismik awal (gelombang P) dari gempa bumi, lalu mengirimkan sinyal peringatan sebelum gelombang guncangan kuat (gelombang S) tiba. Meskipun hanya memberi waktu hitungan detik hingga puluhan detik, waktu tersebut sangat krusial untuk melakukan evakuasi cepat, menghentikan operasi kereta api, menutup jaringan listrik, atau sekadar berlindung di bawah meja.

“Dengan EEWs, kita bisa memperoleh peringatan beberapa detik sebelum guncangan hebat terasa. Itu mungkin terdengar singkat, tapi bisa menyelamatkan ribuan nyawa,” ujar Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers.

Ia mencontohkan, di Jepang dan Meksiko, sistem serupa telah terbukti efektif mengurangi korban saat gempa besar terjadi. “Kita ingin Indonesia juga punya sistem yang sama andalnya,” tambahnya.

BACA JUGA:Waspada Saat Jogging: Kenali Batasan Tubuh agar Terhindar dari Cedera hingga Risiko Kematian

BACA JUGA:Pengakuan Umi Cinta Soal Isu

Teknologi Canggih dengan Jaringan Sensor Terpadu

Sistem EEWs yang diuji coba oleh BMKG menggunakan jaringan lebih dari 200 sensor seismometer digital berkecepatan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sensor-sensor ini terhubung secara real-time ke pusat data BMKG melalui jaringan komunikasi satelit dan fiber optic.

Ketika gempa terdeteksi, algoritma cerdas akan menganalisis lokasi, magnitudo, dan perkiraan waktu kedatangan gelombang merusak dalam hitungan milidetik. Informasi peringatan kemudian dikirimkan melalui berbagai saluran, termasuk:

- Aplikasi InaWBN (Indonesia Warning Broadcast Network)

- Sistem sirene publik di daerah rawan

Sumber: