Marc Márquez Juara MotoGP 2025: Apakah Karena Skill atau Sekadar Motor Ducati yang Kencang?
Marc Márquez Juara MotoGP 2025: Apakah Karena Skill atau Sekadar Motor Ducati yang Kencang? --ist
SILAMPARITV.CO.ID - Marc Márquez resmi mengunci gelar juara dunia MotoGP 2025 meski masih menyisakan empat seri balapan. Dominasi pembalap Spanyol itu sejak pindah ke Gresini Racing yang menggunakan motor Ducati memicu perdebatan hangat: apakah kemenangannya murni karena talenta luar biasa, atau justru karena keunggulan teknis motor Ducati yang diakui sebagai yang paling kompetitif dalam beberapa musim terakhir? Dani Pedrosa, mantan rekan setim Márquez di Repsol Honda, menjadi salah satu suara paling vokal dalam isu ini. Dalam wawancara eksklusif, Pedrosa menyatakan bahwa kebangkitan Márquez tidak bisa dilepaskan dari peralihan ke Ducati.
BACA JUGA:Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Evaluasi Kebijakan Devisa Hasil Ekspor
“Marc tetap bisa menang kalau naik traktor? Itu hanya kiasan. Kenyataannya, dia harus meninggalkan Honda dan pindah ke Ducati untuk bisa menang lagi,” ujar Pedrosa.
Enam Tahun Puasa Gelar di Honda
Sebelum bergabung dengan tim satelit Ducati pada 2024, Márquez mengalami masa sulit selama enam musim berturut-turut tanpa gelar. Cedera bahu yang berkepanjangan memang menjadi faktor utama, namun Márquez sendiri kerap mengeluhkan motor RC213V Honda yang sulit dikembangkan dan tidak kompetitif di lintasan kering. Pedrosa menambahkan, jika Márquez benar-benar “bisa menang dengan motor apa pun”, seharusnya ia tetap mampu bersaing saat masih di Honda. “Sebaliknya, kalau memang sekencang itu, dia akan tetap menang di Honda meskipun motornya tak sekompetitif itu,” tegasnya.
BACA JUGA:Sembilan Tersangka Penculikan dan Penyiksaan di Tangsel Ditetapkan, Ini Peran Masing-Masing
Dinamika Pengembangan Motor di Honda
Pedrosa juga mengungkap dinamika internal di tim Honda saat keduanya masih berduet. Menurutnya, Márquez memiliki kendali penuh atas arah pengembangan motor, yang justru merugikan rekan setimnya. “Dalam hal pengembangan motor, dia bukan pemandu terbaik. Yang paling sulit bagi saya adalah selama bertahun-tahun, ketika dia menjadi pebalap nomor satu, dialah yang kemudian memimpin pengembangan motor, dan itu merugikan saya seiring berjalannya waktu,” ungkap Pedrosa. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini tidak mengurangi pengakuan terhadap kualitas Márquez sebagai salah satu pembalap terbaik sepanjang sejarah MotoGP.
BACA JUGA:Anaconda 2025: Petualangan Kocak Jack Black dan Paul Rudd Berubah Jadi Mimpi Buruk di Hutan Amazon
BACA JUGA:Sisu: Road to Revenge – Aatami Korpi Kembali Menuntut Balas dalam Aksi Brutal Tanpa Ampun
Pengakuan atas Karakter dan Konsistensi
Meski kritis terhadap aspek teknis dan manajemen tim, Pedrosa tetap menghormati Márquez sebagai sosok yang luar biasa di paddock. “Hubungan saya dengan Marc selalu baik, kami akur. Kami memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Dia jauh lebih ekstrovert, dia mampu menangani atmosfer dengan lebih baik, entah itu saat konferensi pers maupun di depan penggemar,” katanya.
BACA JUGA:Sam Raimi Hadirkan Teror Baru Lewat 'Send Help', Dibintangi Rachel McAdams dan Dylan O’Brien
Sumber: