Bjorka Shinta
Juve Zhang
Mungkin saja Pak GP - Pak Jokowi. Istilahnya pak Jokowi akan memberikan " ilmu saktinya" pada murid dari Kader tulen PDIP. Pak Jokowi itu bukan kader tulen, cuma ilmu nya sayang kalau dibawa pensiun. Beliau jadi wapresnya pak GP. setelah 5 Tahun pak GP sudah bisa lebih "sakti" . Ini skenario terbaik ramuan Bu Mega dan Pak Jokowi. Orang brilian tidak lahir setiap tahun. Putin , Angela Merkel,Xi JP kebanggaan masing-masing negara nya.kita punya Jokowi.
Juve Zhang
Di Singapura"putra mahkota" sebenarnya Heng sweet Keat ,tapi mundur gak minat jadi PM. Maka Lawrence wong ketiban " durian runtuh". Jadi PM tentu saja gak bisa korupsi atau kaya sekali tapi kerjanya sebaliknya sangat banyak. Lawrence wong sangat muda 49_50 tahun tentu energi masih banyak.
AnalisAsalAsalan
@RU Sampean ketinggalan informasi berarti. Waktu itu rencana Jokowi-JK lagi, tetapi Pak JK terganjal aturan tidak boleh menjabat wapres 2 periode. Ingat, Pak JK pernah jadi wapres Pak SBY. Pak JK bahkan mengajukan juducial review ke MK agar bisa wapres lebih dari 2 periode, toh tidak berturut-turut, tetapi ditolak MK.
Abd Qohar
Kalau pak Jokowi maju sbg cawapres, saya berharap capresnya pak KH Ma'ruf Amin. Insya Allah pasangan yg bagus, Pak Ma'ruf sbg presiden mengarahkan scr keseluruhan, pak Jokowi sbg pelaksana. Tapi partai apa yg mengusung, PDI jelas tidak mau spt itu, mungkin Nasdem dan koalisinya bisa. Tapi ya wallohu a'lam, semoga Indonesia dapat pemimpin yg baik dan amanah.
yea aina
Nimbrung yang gaknyambung pak @JM. Ada pernyataan populer di kalangan politikus: 1. Tidak ada lawan yang abadi, yang ada adalah kepentingan (kekuasaan/menjabat) abadi. 2. Politik adalah pengetahuan tentang segala KEMUNGKINAN. Tidak mengherankan, sebuah partai atau "kelkompok kepentingan" mengusung bukan kadernya untuk mewakili partai menjabat di kekuasaan. Nah petir politik di siang bolong ini, laiknya celah peluang yang lagi "sengaja" dibuka, muaranya anda sudah tahu.
Fauzan Samsuri
Petir boleh menyambar asal hujannya hujan berkah, bukan hujan yang membuat banjir dan banjirnya menenggelamkan kita semua
siti asiyah
aturan dibuat untuk membatasi keinginan dengan dalih apapun karena watak asli keinginan yang tidak berbatas, manakala kita tunduk pada aturan kita disebut orang yang Taat , bahasa agama Islam yang saya anut disebut Taqwa ( melaksanakan semua aturan dan menjauhi semua larangan ) bila sebaliknya disebut Dzalim ( menganiaya diri sendiri ) ( andai kan ) Saya sudah menjabat presiden 2x ……..mengapa mesti menganiaya diri sendir ( kecuali saya khilaf )
Rizky Dwinanto
Posisi etika diatas hukum. Entah siapa filsuf yang mengatakannya dulu. Kalau tidak ada, berarti itu ucapan saya sendiri.
Jimmy Marta
Diatasnya lagi, 'Rasa Malu'. Itu filsufnya jimmymarta.
Arala Ziko
Demokrasi Indonesia sudah bagus, namun sepertinya perlu diupdate seperti posisi posisi menteri, orang yg menjabat minimal punya knowledge yg berkaitan dengan jabatan yg diampunya (jangan seperti meme dora kominfo "hacker jangan menyerang"). penunjukkan orang sebagai pejabat juga jangan hanya berlatar kenal tapi kapabilitasnya juga harus terpenuhi. Contoh kecil saja, sebulan lalu di Kecamatan saya di hulu pedalaman Kalimantan Barat, seorang donatur di desa tersebut mengajak warga untuk kerja bakti membuat saluran pipa air bersih untuk dialiri ke puskesmas (puskesmas sama sekali tidak ada akses air bersih) Kerja bakti tsb tidak merusak jalan aspal sama sekali, tanah yg digali ditutup kembali, dikerjakan bersama sama warga. Dilalah, camat desa tersebut melaporkan donatur tsb ke polsek, karena mengganggu ketertiban umum. Usut punya usut, camat tsb seorang guru sd yg menjadi camat krn ditunjuk langsung oleh Bupati (kerabat sendiri). Berdemokrasi boleh tapi tolong dong orang orang yg mengisi posisi harus punya kapabilitas, jangan cuma krn kerabat/orang partai, main tunjuk aja.
Yuli Triyono
Ada filosofi hukum, formal hukum, etika hukum. Tapi yang ramai dan laris tetap saja dagang hukum.
Sumber: