Rasialis Fanatis
A fa
"YANG…hujan turun lagi dibawah payung hitam kita berlindung….", Maaf lagi ngelantur, Nuhun.
Amat Kasela
Yang menguatkan tapi sering mengecewakan : harapan.
Macca Madinah
Abah di atas cerita tentang menjadi anggota WAG. Kalau Abah yang jadi adminnya perlu dibagi juga Bah pengalamannya. Admin WAG buat "tujuan bersama" seperti WAG pemilik unit rusun, gampang-gampang susah. Tujuannya untuk mengumpulkan pemilik unit rusun berjuang sertifikat sarusun (dan untung-untuk juga membentuk SP3SRS pemilik/penghuni unit yang berdaulat, bukan bentukan pengembang). Sekarang ini kondisi agak aman, kondisi politik maksudnya. Pas kemarin masa pilkada, pilpres, waduh, repotnya mendamaikan berbagai pendapat yang bersliweran, karena anggotanya sangat majemuk, mudah tersinggungan, provokator habis, sementara admin harus menjaga keutuhan "perjuangan yang satu" hahaha. Alhasil, sampai di ujung hajatan negara, banyak anggota dari berbagai pihak yg "perlu" ditendang. Menjelang 2024 ini siap-siap lagi deh.
Jimmy Marta
Persis spt dugaan abah. Hanya enam WAG, sy gk aktif posting. Aktif nya itu posting komen di disway…hehe.. Paling sering ketemu di WAG itu diawali kata diteruskan. Sering juga yg dishare itu annyversary… bagi2 voucher, pulsa dsb. Untuk yg begini sy sesekali posting komen 'mencerdaskan' agar jangan mudah percaya. Cek dulu validitasnya sebelum dibagikan. Paling gemes itu jawaban mereka yg menshare. "Dapat dari temen juga". Gk mau nyoba sendiri, nyuruh orang tuk nyoba. Takut ditipu, tapi mendorong orang tertipu.. Gimana coba..!
HANVINCY ADNOV
Kalau boleh sy simpulkan dari tulisan diatas yaitu KESEL. Yaa KESEL.. dg group WA itu, tak kurang tak lebih. Dari KESEL menjadi tulisan yang panjang n sy yg IQ nya rata2 membaca n memahami sekitar 10 menit. Jadi sy bisa membayangkan jika seseorang mempunyai lebih dari 20 group WA n harus membacanya betapa bisa menghabiskan waktu n otak bisa menjadi lelah lama2 bisa meledak he3x
VMF
謝謝你 Abah DI。 今天的帖子標題是我媽媽的姓“楊”。 也是我母親大家庭的 WAG 名字。????????????
Pryadi Satriana
YANG Yang singkat: umur Yang menipu: Iblis Yang dekat: Tuhan, sepelantun 'doa' Yang besar: kasih Tuhan Yang berat: dosa manusia Yang sulit: 'eling' Yang mudah: 'lupa' Yang berharga: jiwa Yang sering lupa: datangnya ajal Yang membakar amal: niat yang salah Yang menentramkan hati: janji Allah Yang mendorong ke neraka: dosa Yang ditunggu ALLAH: datang ke hadiratNya. (Semoga semua umat bahagia. Salam. Rahayu)
Dodik Wiratmojo
Hehehe grup wa yg paling asyik itu grup kuliner sama grup alumni sd/smp/sma, ngomongin makanan enak sm janjian jajan bareng2, kl alumni sekolah isinya nostalgia melulu, lucu seru, rasanya br kemaren lulus sekolah
Jimmy Marta
Hari ini jubir PLN menyebut tak pernah ada rencana menghapus daya 450 V. Tidak pernah juga ada pembahasan dg DPR. Lantas omongan pak Said Abdullah ketua banggar yg nyebut dpr dan pln sepakat itu bgmn?. Kemaren jg rame, terkait EK, GP yg bilang gk pernah angkat relawan. Apa ini termasuk jangan mudah percaya dg yg dibaca itu, ya..? Tapi saya percaya, kerbau itu yg dipegang itu tali arungnya. Manusia itu yg dipegang omongannya.
Muin TV
Yang tak bisa kembali : Waktu Yang jarang disyukuri : Sehat Yang suka makan tikus : Kucing Yang suka menipu : Kancil Yang bisa terbang : burung Yang membajak sawah: Kerbau Yang larinya kencang : Kuda
Komentator Spesialis
Bulan bulan begini memang musim angin topan di jepang. Bibit topan biasanya dari Philipina atau samudra pasifik. Yang dihantam biasanya okinawa, lari ke kyushu. Atau langsung nabrak pulau honshu. Di Jepang tempat evakuasi biasanya adalah sekolah. Ya sekolah. Kenapa ? Karena setiap sekolah, dari SD sampai Universitas, bisa dipastikan punya bangunan kokoh berupa gym olah raga yang biasa dipanggil taiikukan 体育館. Bisa untuk main dari senam, volley, badminton dll. Sangat luas. Dan ada lapangan terbuka minimal berupa lapangan tenis atau softball. Itu sudah semacam standar pendidikan di sana harus punya perakat lapangan olah raga tsb. Makanya tak heran olah raga maju. Bukan seperti disini, yang maju gigi para koruptor anggaran negara.
Kang Sabarikhlas
Alhamdulillah, sungguh saya bersyukur Abah ndak ada di WAG kampung saya. Lha wong dibandingke, disaingke yo mesti kalah sama WAG Abah, pasti dianggap gakgenah, grup goblik… Dulu admin WAG kampung ada 10 orang, sering gonta-ganti nama WAG. Saya jengkel ketika dirubah nama WAG jadi 'SUSU PENTIL/Suami-Suami Pecinta Istri Langsing'. ternyata yg buat nama Pak RW alias Abah Gaul PNS KUA yang sering nasehati calon mempelai tentang sex secara jenaka. Walau saya ini paling sabar tapi tinggal sedikit sabarnya, kan sesuai umur sebentar lagi black out. Sebagai founding father grup kampung (suit..suit.) saya adakan rapat, pidato keras kayak Pak Pry dicampur wawasannya Pak Mirza ditambah guyon tapi sakleknya Abah DI. nama WAG jadi 'GUYUB/Paguyuban Bapak², admin Abah Gaul + Wak Modin + saya penasehat. Waktu itu saya juga mau pidato, Yang susah itu : ndak punya uang/ Yang senang itu : Sultan/ Yang miskin itu : saya/ Yang kaya itu : Anu… saya ndak jadi pidato, kelamaan, yah sudah…duh.
Alon Masz Eh
Dulu… Org cuma belajar di bangku kuliah, forum intelektual, forum keagamaan formal. Logis, referensi tepat, arahnya murni, yang bicara sudah terbukti dan tidak butuh pembuktian diri…. Hanya aktualisasi keilmuan. Teknologi datang… Ada kebebasan, ada blog, ada youtube, ada WAG, ada warung kopi. Saya pernah mampir lelah di warung kopi tubruk sederhana yang rame (tanpa latte2), hmmm… Banyak orang piawai sedang adu cerita dan opini. Entah kenapa muncul saran youtube bertema sama, yang begitu selesai saya tonton, isinya sama tema di warung itu, menggelikan kebenarannya. Dan lucunya sama dengan adu posting, perdebatan dan opini di WAG yang malas saya buka. Masih ditambah obrolan keras2 di perempatan jalan yang ingin didengar dan diakui…. Hmmmm… Kesimpulannya… Opini dibangun orang yang tidak kompeten, tidak pas keilmuannya, dibagikan dan diposting oleh teknologi, diterima oleh yang membutuhkan pengakuan/pembuktian diri, mengaktualisasi diri di forum WAG, forum warung kopi dan cangkrukan perempatan. Sak karepmu, ga ngurus…mute group notifications, baca CHD, ga usah dibawa emosi komentar CHD yang mirip WAG, baca buku, nawar duren mati2an, makan duren serumah… Nikmat mana lagi yang kamu dustakan?
thamrindahlan
Yang baca disway itu : INTELEKTUAL Yang koment disway itu : NASIONALIS Perihal WA hampir sama keluhan member antara sebel bin mangkel. Pengen keluar tapi takut dibilang bandel binti kesel. Tetapi sebaliknys ada juga oknum member malah kesemsem bin ketagihan bersebab merasa punya media curhat guna menunjukkan dirinya "pinter." hehehe. Mur dan skrup asli pasangan / Besi baja tambang soroaka / Member Grup WA puluhan / Anggap saja hiburan belaka /
Ahmad Fahmi
Sudah ketiga kalinya saya membaca di catatan pak Dahlan ada aroma krisits terhadap agama dalam hubungannya dengan kebebasan berfikir dan intelektualitas. Dua lagi saya dapatkan pada "Demo Gugat" dan "Mikra Gugat" yang membahsa dua Professor hebat kita yaitu Prof Mikra dan Prof Nidom. Perdebatan tentang hal itu bukan hal baru, mungkin sudah 500 tahunan sejak zaman Rennaisance dimulai di Eropa, bahkan lebih tua lagi di masa kejayaan ilmu dinasti Abbasiyah di Baghdad tahun 800an Masehi. Menurut saya agama mulai kalah sejak revolusi industri di pertengahan abad 19, karena yang jadi lawannya yaitu Iptek mulai berjaya. Sudah lazim jika manusia itu cepat sekali silau dengan keberhasilan, sehingga insting menirunya muncul lalu takluk. Sejak saat itu terutama di kalangan ilmuwan dan intelektual mulai populer filsafat empirisme yang awalnya sebenarnya hanya alat kerja dan hipotesa yang kemudian diangkat menjadi teori hingga akhirnya dijadikan ideologi. Sebelum adanya revolusi industri itu para ilmuwan hebat seperti Isaac Newton dan Carl Friedrich Gauss adalah orang-orang alim atau religius. Pak Dahlan, saya titip buku The Crisis of The Modern World yang ditulis oleh Rene Guenon tahun 1942 untuk Prof Mikra dan Prof Nidom : https://archive.org/download/in.ernet.dli.2015.78726/2015.78726.The-Crisis-Of-The-Modern-World.pdf
Sumber: