Harga Beras Dunia Turun Setelah Indonesia Umumkan Penghentian Impor Beras

Harga Beras Dunia Turun Setelah Indonesia Umumkan Penghentian Impor Beras

Harga Beras Dunia Turun Setelah Indonesia Umumkan Penghentian Impor Beras--ist

SILAMPARI.CO.ID - Keputusan Indonesia untuk menghentikan impor beras di tahun 2025 telah memberikan dampak signifikan pada pasar internasional. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa langkah ini tidak hanya menjadi bukti kemandirian pangan Indonesia, tetapi juga berkontribusi pada penurunan harga beras dunia.

BACA JUGA:Tinjau Irigasi di Banyuasin, Wamendagri Bima Arya Tegaskan Pentingnya Perbaikan Irigasi Tingkatkan Hasil Panen

BACA JUGA:Dapodik Pastikan Penerbitan NRG Tidak Bergantung pada Penginputan Nomor Sertifikasi

Arief menyebutkan bahwa sebelum Indonesia mengumumkan kebijakan ini, harga beras dunia berada di kisaran USD 640 per metrik ton. Namun, setelah keputusan tersebut disampaikan, harga beras global menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Harga tersebut turun menjadi USD 590 per metrik ton dan terus menurun hingga mencapai USD 490 per metrik ton. Bahkan, data terbaru per 19 Desember 2024 menunjukkan bahwa harga beras dunia berada di rentang USD 455 hingga USD 514 per metrik ton.

BACA JUGA:Kementerian Agama Percepat Pelaksanaan PPG Dalam Jabatan untuk 625.481 Guru

BACA JUGA:Kejari Palembang Temukan 117 Amplop Berisi Uang Rp 1 Juta di Rumah Istri Muda Kadisnakertrans, Kejaksaan Lakuk

“Keputusan Indonesia untuk menghentikan impor beras memberi sinyal kuat kepada pasar internasional bahwa suplai dari negara lain akan lebih stabil. Hal ini turut memengaruhi dinamika harga beras dunia ke arah yang lebih stabil,” kata Arief dalam keterangannya.

Kebijakan penghentian impor ini adalah bagian dari strategi besar pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan. Indonesia telah lama menjadi salah satu negara pengimpor beras terbesar di dunia, sehingga keputusan ini menandai perubahan besar dalam pendekatan pemerintah terhadap sektor pangan. Dengan meningkatkan produksi domestik dan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, Indonesia kini mampu mengurangi ketergantungan pada impor.

 BACA JUGA:Kebiasaan Rebahan dan Begadang Bisa Picu Pikun, Temuan Riset Menyoroti Dampak Buruk bagi Otak

BACA JUGA:Patrick Kluivert Resmi Perkenalkan Diri Sebagai Pelatih Baru Timnas Indonesia

Arief menambahkan, “Indonesia kini fokus pada penguatan produksi dalam negeri melalui berbagai program seperti intensifikasi lahan pertanian, penyediaan benih unggul, serta dukungan teknologi pertanian. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memastikan stabilitas harga di dalam negeri.”

Keputusan untuk tidak lagi mengimpor beras juga memberikan dampak psikologis di pasar internasional. Produsen beras dari negara-negara pengekspor, seperti Thailand, Vietnam, dan India, menyesuaikan strategi mereka dengan adanya pengurangan permintaan dari salah satu pasar terbesar, yakni Indonesia. Dengan menurunnya permintaan, persediaan global menjadi lebih stabil, yang pada akhirnya menurunkan harga di pasar dunia.

BACA JUGA:Stabilitas Ekonomi Terjaga, Sumsel Raih Inflasi Terendah

BACA JUGA:Tanggapi Insiden Tersengat Listrik, PLN Himbau Masyarakat Gunakan Layanan Resmi PLN

Di dalam negeri, kebijakan ini mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk para petani dan pelaku industri pertanian. Kebijakan ini dipandang sebagai bentuk keberpihakan kepada petani lokal. Pemerintah juga memastikan bahwa stok beras nasional dalam kondisi aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya kekurangan pasokan.

Namun, para pengamat menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap distribusi dan kualitas beras lokal. Mereka juga mengingatkan bahwa keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada konsistensi pemerintah dalam mendukung sektor pertanian secara berkelanjutan.

BACA JUGA:Dari Sumsel ke Malaysia: 40 Ton Kopi Sumsel Kualitas Terbaik Siap Berlayar ke Pasar Internasional

BACA JUGA:Gempa Bumi di Tibet: 126 Tewas, Ratusan Terluka

Dengan keberhasilan awal kebijakan ini, Indonesia telah menunjukkan bahwa kemandirian pangan bukanlah mimpi yang mustahil. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan infrastruktur pertanian, memperbaiki irigasi, serta memberikan subsidi kepada petani untuk menjaga keberlanjutan produksi.

“Kami optimis bahwa Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga memiliki potensi untuk menjadi negara pengekspor beras di masa depan,” tutup Arief.

Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya memperkuat posisi domestiknya, tetapi juga memberikan dampak positif pada stabilitas pasar beras global. Keputusan ini menunjukkan bagaimana kebijakan nasional dapat berkontribusi pada perubahan di tingkat internasional, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.

BACA JUGA:Virus HMPV Meningkat di India dan Inggris, Otoritas Kesehatan Minta Warga Waspada

BACA JUGA:Arab Saudi Diprediksi Alami Banjir hingga 12 Januari 2025

Sumber: