Mengenal Tari Lilin Asal Minang: Busana, Sejarah, Musik, dan Fungsinya
Tari Lilin Asal Minang--freepik
SILAMPARITV.CO.ID - Tari Lilin merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal dengan penampilannya yang menakjubkan.
Tarian provinsi Sumatera Barat ini juga sering dipentaskan masyarakat ketika musim panen tiba. Maknanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada para dewa dan dewi serta Tuhan.
Masyarakat Minang juga menganggap tarian ini termasuk dalam kelompok tari tradisional khususnya menurut adat istiadat yang sakral. Oleh karena itu, pertunjukan tari lilin tidak dapat dilakukan sembarang waktu dan tidak dapat dibawakan oleh siapapun.
Masyarakat Minang juga percaya bahwa tari lilin mempunyai makna mendalam dalam sejarah penciptaannya. Yakni tentang seseorang yang kehilangan kekasihnya dan justru kehilangan cincin pertunangannya.
Oleh karena itu, ia harus mencari cincin tersebut pada malam hari dengan bantuan lilin.
Seiring berjalannya waktu makna tarian ini agak berubah. Saat ini, tari lilin tidak hanya diadakan pada upacara adat tertentu saja, namun juga diselenggarakan pada berbagai acara budaya yang memberikan hiburan kepada masyarakat.
BACA JUGA:OBE X30 Ultra 4K: Proyektor Canggih dengan Kecerahan 2800 Lumens dan Proyeksi Layar 200 Inci!
Namun, sebagian masyarakat Minangul menampilkan tarian ini saat mendekati musim panen. Maka dengan cara inilah masyarakat Minangkabau tetap menjaga makna asli dari tari lilin tersebut.
Sejarah tari lilin
selalu dipentaskan pada malam hari. Menurut sejarah yang diyakini masyarakat Minang, tari lilin ini berasal dari cerita rakyat zaman dahulu.
Cerita rakyat ini bermula dari kenyataan bahwa pada zaman dahulu kala ada seorang gadis yang ditinggalkan oleh pacar tunangannya dan pergi ke luar negeri untuk berdagang. Suatu hari ternyata gadis itu kehilangan cincin pertunangannya.
Gadis itu sedang mencari cincin itu begitu dia menyadari bahwa dia telah kehilangan barang berharga tunangannya. Dia bahkan terus mencari cincin yang hilang tersebut hingga tengah malam dengan menggunakan lilin yang diletakkannya di atas piring kaca sebagai alat bantu penerangannya.
Sumber: