Makna dan Unsur dalam Gerakan Tari Piring Kesenian khas Minangkabau yang sudah Mendunia
Mengenal Tari Piring di Minangkabau yang sudah mendunia, banyak makna dan unsur dalam gerakannya. --Aan Afriandi
SILAMPARITV.CO.ID -Mengenal Tari Piring di Minangkabau yang sudah mendunia, banyak makna dan unsur dalam gerakannya.
Diakui, Sumatera Barat memang kaya akan seni dan kebudayaannya. Selain adat istiadatnya yang selalu memegang peranan penting juga kesenianpun menjadi ciri kebudayaan Minangkabau ini.
Hingga saat ini, kebudayaan dan kesenian tetap terjaga dengan baik selalu eksis dalam melestarikannya. Apalagi keseniannya juga sudah mendunia.
Salah satunya Tari Piring (Piriang) sebagai warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tari Piring tradisional khas Minangkabau ini termasuk dalam warisan budaya.
BACA JUGA:Melaju di Ajang Tradisional: Keindahan dan Keberanian dalam Budaya Makepung di Bali
Jika membahas tentang kesenian, ada banyak tarian sesuai dengan daerah berkembangnya. Tari Piring adalah salah satu tari tradisional yang khas di Minangkabau.
Tari Piring berasal dari Sumatra Barat, tepatnya di daerah Solok. Tarian ini berkembang dalam masyarakat Minangkabau.
Salah satu keunikan tari ini adalah penari menggunakan piring sebagai properti, kemudian diayun-ayunkan selaras dengan irama musik.
Dikutip dari Ensiklopedi Tari Indonesia Seri P-T oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, gerakan Tari Piring terutama diarahkan pada kemahiran memainkan piring yang diketuk-ketuk agar bunyinya bisa menjadi pengiring irama bersama penari lainnya.
BACA JUGA:Inilah 5 Kebudayaan Palembang yang Masih Terus Berkembang, Apa Saja Ya? Cek di Sini!
Dalam perkembangannya, Tari Piring sering ditambahkan unsur pencak silat. Gerak Tari Piring umumnya menggambarkan berbagai aspek kehidupan di desa.
Lagu pengiring tari ini adalah Simarantang, Dayang Daini, Ikan Kekek, Si Kamang Rantak Kudo, dan De Iyo. Instrumen pengiring dapat menggunakan alat musik tradisional atau modern.
Alat Musik Tradisional Indonesia serta Daerah Asalnya Sejarah Tari Piring belum ada sumber pasti mengenai sejarah Tari Piring.
Menurut Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Tari Piring diperkirakan berkembang di kepulauan Melayu sejak lebih 800 tahun yang lalu.
BACA JUGA:Memulai Hobi dengan Beternak Bebek Petelur, Menjadi Peluang Bisnis yang Menjanjikan
Tari Piring dipercaya mulai ditampilkan di Sumatra Barat atau saat zaman dahulu dikenal sebagai Minangkabau, kemudian berkembang hingga zaman kerajaan Sriwijaya.
Saat kemunculan kerajaan Majapahit pada abad ke-16 menjatuhkan kerajaan Sriwijaya, Tari Piring berkembang ke daerah Melayu lain bersama dengan pelarian orang Sriwijaya.
Konon, Tari Piring terinspirasi oleh para wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lembut, sopan, dan tertib ketika membawa piring berisi makanan lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian.
Wanita-wanita tersebut akan menari sambil berjalan dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut.
BACA JUGA:Merokok di Dekat Bayi: Dampak Serius pada Kesehatan Anak dan Peringatan bagi Orang Tua
Berikut Makna Tari Piring
Tari Piring mencerminkan kehidupan masyarakat tradisional Minangkabau saat mereka bekerja di sawah.
Tarian ini mengungkapkan kebahagiaan para petani sekaligus rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang sukses.
Pada awalnya, tari piring merupakan pemujaan terhadap Dewi Padi dan penghormatan atas hasil panen. Kedatangan Islam membawa perubahan kepercayaan dan konsep tarian ini.
BACA JUGA:Berikut 7 Cara Mengatasi Nyeri Otot Pascalatihan Olahraga Secara Alami
Saat ini, Tari Piring lebih sering diadakan pada acara pernikahan. Berdasarkan laman Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, gerakan Tari Piring meniru cara petani bercocok tanam.
Penggunaan piring diisi makanan yang lezat menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur.
Gerakan Tari Piring
Tari Piring dilakukan secara berpasangan atau berkelompok dengan variasi gerakan yang dilakukan secara cepat, dinamis, dan diselingi dengan suara ketukan piring yang dibawakan oleh para penari.
BACA JUGA:Tragedi Gunung Pangrango: 13 Pendaki Tersesat, Minggu Sore Menjadi Komunikasi Terakhir Mereka
Penari diiringi oleh alat musik tradisional yang disebut talempong dan saluang. Mereka memegang piring di telapak tangan dan mengayunkan gerak langkah untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mempermainkan piring yang ada di tangan.
Terkadang, piring-piring tersebut dilempar ke udara atau dihempaskan ke tanah lalu diinjak oleh para penari tersebut dengan kaki telanjang.
Tari Piring memiliki gerakan para petani saat bercocok tanam dari awal hingga akhir. Tarian ini dimulai dengan pekerjaan awal di lapangan hingga panen padi.
Pada tahap akhir tarian, penari pria dan wanita muda akan menginjak-injak piring yang pecah, tanpa terluka. Kaki para penari tanpa luka tersebut melambangkan kesucian dari niat.
Para penari juga menggunakan cincin di kedua tangan penari yang bergemirincing selaras dengan iringan meriah dari musik tradisional.
Umumnya jumlah penari piring berjumlah ganjil dan terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Wadah piring juga berfungsi untuk menunjukan dari keanekaragaman masakan khas Minangkabau.
Jenis Tari Piring Indrayuda dalam Jurnal Panggung Vol. 23 No. 3, September 2013 menjelaskan, ada beberapa Tari Piring yang populer di kawasan Luhak dan rantau Minangkabau (Sumatera Barat).
Contohnya Tari Piring Lawang, Tari Piring Rantak Tapi, Tari Piring Padang Magek, Tari Piring Koto Anau, dan Saniang Baka yang mewakili daerah Luhak atau darek.
BACA JUGA:Menelusuri Kembali Jejak yang Hilang: Menghidupkan Kembali Budaya Lontara Toraja
Tarian tersebut sangat populer di Minangkabau hingga saat ini, sehingga banyak dijadikan objek penelitian dan sumber garapan bagi seniman untuk menciptakan atau membuat tari kreasi Minangkabau.
Di daerah Minangkabau, Tari Piring yang cukup populer adalah Tari Piring Lumpo, Tari Piring Pauh, Tari Piring Pariaman, Tari Piring Bayang, Tari Piring Painan, dan Indro Puro. Dari jenis tersebut, Tari Piring Lumpo,Tari Piring Pauah, Tari Piring Pariaman, dan Tari Piring Painan merupakan inspirasi bagi para seniman untuk kreasi tari.
Para seniman menciptakan kreasi baru dan menampilkannya sehingga masyarakat mengenal tarian tersebut.
Beberapa kreasi tari yang terkenal di Sumatra Barat adalah Tari Piring kreasi versi Sanggar tari Syofyani berdasarkan pada Tari Piring tradisional Lawang dan Padang Magek serta Tari Piring dari daerah Luhak Agam.
BACA JUGA:Hobi Menggambar Ternyata Bisa Menghasilkan Cuan, Kok Bisa Ya?
Sementara itu, Tari Piring kreasi versi Sanggar Tari Indojati dikreasikan berdasarkan Tari Piring Koto Anau, Lumpo dan Saniang Baka serta Tari Piring Pauh.
Kedua sanggar tari ini sangat populer di Sumatra Barat.
Apapun bentuk kreasinya yang penting tidak menghilangkan ciri khas dalam tari piring tersebut. kita berharap seni tari piring ini tetap eksis dan selalu dilestarikan supaya tidak punah ditelan masa.*
Sumber: