Wajib Coba! Nasi Uduk Khas Betawi, Enak dan Gurih
ilustrasi nasi uduk khas betawi--freepik
SILAMPARITV.CO.ID - Nasi uduk adalah hidangan yang bahannya terbuat dari nasi putih yang dikukus dengan menggunakan santan, lalu dibumbui dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai, dan merica.
Hidangan Betawi yang populer ini merupakan persilangan antara dua budaya, yaitu Melayu dan Jawa.
Nasi uduk biasanya disajikan dengan emping goreng, tahu goreng, telur goreng yang digoreng atau diiris, abon, tempe, bawang goreng, ayam goreng, timun, dan sambal kacang.
Nasi Uduk merupakan masakan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta.
BACA JUGA:Wajib Coba! Legitnya Seruit, Kuliner Khas Lampung
Meskipun kini hidangan ini dikaitkan dengan Jakarta, para sejarawan kuliner menyatakan bahwa asal muasal nasi uduk dapat ditelusuri dari pengaruh dua budaya kuliner, yaitu Melayu dan Jawa.
Menurut para ahli sejarah, terdapat hubungan dagang dan migrasi yang erat antara kota pelabuhan Malaka dengan Batavia, yaitu para pedagang dan pendatang asal Malaka yang menetap di Batavia.
Menurut Pudentia, pakar kuliner Betawi, dalam diskusi “Silang Budaya Kuliner Betawi”, warga Malaysia merantau dari Malaka ke Batavia dan juga membawa hidangan khasnya, yakni nasi lemak.
Pada saat yang sama, para pendatang Jawa dari Mataram juga biasa menanak nasi dengan santan yang disebut acar campur.
BACA JUGA:Wajib Coba! Legitnya Dawet Khas Ponorogo, Bikin Ketagihan
Selanjutnya ketika Malaka Portugis jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1641, hubungan dagang antara Malaka dan Batavia semakin erat ketika keduanya menjadi milik Belanda.
Jejak hijrahnya suku Melayu ke Batavia terlihat pada nama Kampung Melayu yang bernuansa Melayu dekat Jatinegara, Jakarta Timur.
Menurut Babad Tanah Jaw, Sultan Mataram gemar menyantap "nasi Arab", yang bisa merujuk pada beberapa jenis pilaf atau nasi Arab.
Hidangan nasi arab sering disebut nasi kebul (populer di kalangan keturunan Arab di Indonesia) atau nasi biryani (hidangan Muslim India). Kedua masakan inilah yang paling terkenal di kalangan umat Islam Jawa pada masa itu.
Sumber: