Mengenal Tari Kejei Tarian Khas Bengkulu, Yuk Simak!
Tari kejei khas rejang lebong--
SILAMPARITV.CO.ID - Tari Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang ditampilkan pada setiap upacara kejei. Upacara Kejei merupakan perayaan terbesar suku Rejang.
Dikatakan sebagai perayaan terbesar karena yang melakukan upacara Kejei adalah orang-orang yang mampu, dan menyembelih beberapa ekor kerbau, kambing atau sapi merupakan syarat sahnya upacara Kejei.
Tarian ini dibawakan oleh para pemuda pada malam hari di pusat desa dengan diterangi cahaya lampion, dan tarian ini merupakan salah satu cara perkenalan antara bujangan dan gadis suku Rejang.
Kabupaten Rejang sendiri terdiri dari beberapa kabupaten yaitu Daerah Lebong, Pemerintahan Rejang Lebong dan Pemerintahan Kepahiang serta beberapa suku pendatang di wilayah lain di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Carok, Budaya dari Madura untuk Mempertahankan Harga Diri
Keistimewaan tarian ini adalah alat pengiringnya yang terbuat dari bambu, seperti kulintang, seruling, dan gong. Tarian ini dimainkan oleh sekelompok orang yang membentuk lingkaran berlawanan arah jarum jam.
Tarian ini yang pertama kali melaporkan adalah seorang pedagang Pasee Hassanuddin Al-Pasee yang telah berdagang di Bengkulu pada saat tahun 1468. Namun ada juga catatan Fhathahillah Al Pasee yang mengunjungi negeri Redjang pada tahun 1532.
Tari Kejei pertama kali dipentaskan dalam sebuah pesta pernikahan pada tahun 2008. Putri Senggang dengan Biku Bermano. Menurut cerita, buku pedoman “kejei” itu disimpan di dalam perut Biku Bermano. Kejei pertama yang dipentaskan adalah upacara pernikahan Putri Senggang dan Biku Bermano.
Tari Kejei yakni sudah ada sebelum kedatangan biksu dari Majapahit. Setelah kedatangan para biksu, instrumen tersebut digantikan oleh instrumen logam yang digunakan saat ini. Peristiwa kejei diwujudkan dalam jangka panjang, bisa sampai 9 bulan, 3 bulan, 15 hari atau 3 hari berturut-turut.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah, Alat Musik, dan Properti Tari Bedana
Tarian ini merupakan tarian sakral yang menurut masyarakat mempunyai nilai mistik, sehingga masyarakat Rejang hanya menampilkannya pada acara biksu, pernikahan dan upacara adat marga. Pementasan tarian ini hadir dengan kondisi menyembelih seekor kerbau atau sapi.
Tari Kejei sendiri merupakan tarian tradisional masyarakat Rejang yang dibawakan pada saat ada upacara Kejei dan dibawakan langsung oleh anak-anak atau remaja penari Sangei. Upacara Kejei merupakan salah satu upacara penting masyarakat Rejang yang ditandai dengan penyembelihan kerbau, kambing dan sapi.
Upacara Kejei sendiri merupakan acara adat yang dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu 3 hari, 15 hari, 3 bulan, bahkan 9 bulan. Dengan demikian, tari Kejei dianggap sakral dan mungkin mempunyai nilai dan makna tersendiri bagi masyarakat suku Rejang.
Tari Kejei diyakini sudah ada sebelum zaman Kerajaan Majapahit. Tarian tersebut konon pertama kali dipentaskan pada pernikahan Putri Senggang dan Biku Bermano. Namun, berdasarkan dari bukti sejarah yang ada, tari Kejei pertama kali dilaporkan oleh seorang pedagang yang namanya adalah Pasee Hassanuddin al-Pasee.
Sumber: