Jangan Keliru Ini Perbedaan Antara Nyamuk DBD dan Nyamuk Malaria

Jangan Keliru Ini Perbedaan Antara Nyamuk DBD dan Nyamuk Malaria

Ilustrasi Perbedaan DBD dan Malaria--

SILAMPARITV.CO.ID - Nyamuk telah lama menjadi vektor penyakit yang signifikan bagi kesehatan manusia, membawa berbagai jenis penyakit menular yang dapat mengancam nyawa.

Dua jenis nyamuk yang paling sering dikaitkan dengan penyakit-penyakit berbahaya adalah nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dan nyamuk Anopheles, yang bertanggung jawab atas penyebaran penyakit malaria.

BACA JUGA:Mengulas Penyakit Mematikan MALARIA ! Awas Nyamuk Ini Berkeliaran di Sekitar Anda

Meskipun keduanya mampu menyebarkan penyakit serius, ada perbedaan penting antara keduanya yang penting untuk dipahami oleh masyarakat. Dalam narasi ini, kita akan menjelajahi perbedaan antara nyamuk DBD dan nyamuk malaria dalam hal habitat, perilaku, dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya.

Pertama-tama, mari kita bahas habitat kedua jenis nyamuk ini. Nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyakit DBD, cenderung berkembang biak di daerah perkotaan dan peri-urban, terutama di tempat-tempat dengan air yang tergenang, seperti bak mandi, gentong air, atau tempat-tempat sampah yang tergenang air hujan.

BACA JUGA:OpenAI Meluncurkan Teknologi Terbaru dalam Pengolahan Bahasa Alami

Mereka biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. Sementara itu, nyamuk Anopheles, vektor penyakit malaria, lebih sering ditemukan di daerah pedesaan, terutama di sekitar air tawar yang tenang, seperti danau, sungai, atau rawa-rawa. Mereka cenderung menggigit pada malam hari, menjadikan mereka aktif saat orang tidur.

Perilaku gigitan kedua jenis nyamuk juga memiliki perbedaan yang signifikan. Nyamuk Aedes aegypti memiliki kecenderungan untuk menggigit dengan cara yang agresif, sering kali menggigit beberapa orang dalam satu waktu.

BACA JUGA:Gerak Cepat Kirim Bantuan untuk Korban Terdampak Banjir di Muratara

Mereka juga memiliki ciri khas menggigit pada bagian tubuh yang terbuka, seperti tangan dan kaki. Sebaliknya, nyamuk Anopheles cenderung lebih selektif dalam memilih tempat menggigit dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari darah. Mereka sering menggigit di bagian tubuh yang tertutup, seperti bagian belakang lutut atau pergelangan tangan.

Perbedaan utama lainnya antara kedua jenis nyamuk ini adalah penyakit yang mereka bawa dan sebaran geografisnya. Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, dan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan pendarahan dan syok. Penyakit ini tersebar di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Asia, Amerika Latin, dan beberapa bagian Afrika.

BACA JUGA:Beredar Video Viral Wabup Muratara Inayatullah Cekcok Dengan Salah Satu Warga saat Penyerahan Bantuan Banjir

Sementara itu, nyamuk Anopheles adalah vektor utama penyakit malaria, yang menyebabkan gejala seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan muntah. Jika tidak diobati, malaria dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian. Meskipun malaria pernah menjadi masalah global, penyakit ini saat ini lebih umum terjadi di wilayah-wilayah tertentu di Afrika Sub-Sahara, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.

BACA JUGA:Jadikan ini 5 Saparan Favorit kamu!! Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Sumber: