Ketika Kebahagiaan Keluarga Berubah Jadi Mimpi Buruk Kasus Ulah Dasmun

Ketika Kebahagiaan Keluarga Berubah Jadi Mimpi Buruk Kasus Ulah Dasmun

--

SILAMPARITV.CO.ID - Kisah tragis menghiasi kehidupan seorang pria bernama Dasmun, yang tinggal di Desa Karang Sari, Kecamatan Lalan, Kabupaten Muba. Dasmun, seorang suami dan ayah, harus merasakan pahitnya pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya sendiri: istri dan anak tirinya.

Kejadian yang mengguncang tersebut tidak hanya merusak keharmonisan keluarga, tetapi juga meninggalkan luka fisik dan mental yang mendalam bagi Dasmun.

Pukul 13.00 WIB, Rabu tanggal 1 Mei 2024, menjadi saksi bisu dari kekejaman yang terjadi di rumah tangga Dasmun.

Dua orang pelaku, istri Dasmun, Bareah (47 tahun), dan anak tirinya, Hermanto (31 tahun), menjatuhkan pukulan dan tendangan keji kepada Dasmun.

BACA JUGA:Tempat Liburan di Bengkulu yang Wajib Dikunjungi

Kronologi kejadian yang dipaparkan oleh Kapolsek Lalan, Iptu Zulkarnain Afianata, melukiskan betapa kejamnya perlakuan kedua tersangka terhadap Dasmun.

Menurut keterangan yang diberikan oleh Iptu Zulkarnain, Hermanto, anak tirinya, menghajar wajah Dasmun berulang kali dengan tangan kanannya. Tak hanya itu, ia juga tidak segan menendang pinggang kanan Dasmun beberapa kali dengan kakinya.

Sedangkan Bareah, sang istri, tidak kalah kejamnya. Ia memegang rambut Dasmun dengan kasar, menampar wajahnya berkali-kali, dan juga menendang pinggang kanan Dasmun dengan kekerasan.

Alasan di balik kekejaman tersebut pun tak ubahnya seperti kilas balik dari kisah drama keluarga yang dipenuhi dengan konflik.

BACA JUGA:Eksplorasi 5 Destinasi Wisata Terbaik di Lahat

Tersangka Hermanto mengklaim bahwa Dasmun pernah berutang dan bahkan pergi ke Jawa tanpa pamit. Namun, setelah kembali, ia hanya meminta maaf tanpa memperhatikan perasaan keluarga.

Bahkan, menurut Hermanto, Dasmun mengancam untuk tidak membayar utangnya, suatu tindakan yang dianggap mempermalukan keluarga.

Hal ini membuat Hermanto dan Bareah tergerak untuk melakukan aksi kekerasan tersebut.

Namun, tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Hermanto dan Bareah tidak bisa dibenarkan dalam konteks apa pun. Kebahagiaan keluarga seharusnya bukanlah alasan untuk melakukan tindakan kekerasan fisik.

Lebih dari itu, tindakan tersebut mencerminkan kegagalan dalam komunikasi dan penyelesaian konflik secara dewasa.

BACA JUGA:Pj Ketua TP PKK Tyas Fatoni Apresiasi PKK Sumsel dalam Lomba Cerdas Cermat HKG PKK ke-52 Tahun

Seharusnya, dalam sebuah keluarga, masalah harus diselesaikan melalui dialog dan kompromi, bukan dengan kekerasan.

Perlindungan dan keamanan keluarga merupakan hak asasi yang harus dijunjung tinggi. Kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya melukai fisik, tetapi juga merusak hubungan emosional antara anggota keluarga.

Bagi Dasmun, pukulan dan tendangan yang ia terima bukan hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga meninggalkan bekas luka yang dalam di hatinya.

Rasa percaya dan keamanan dalam keluarganya hancur berkeping-keping, meninggalkan bayangan trauma yang sulit untuk dilupakan.

BACA JUGA:Libur Sekolah Sebentar Lagi, Cek 3 Rekomendasi Hotel Murah di Palembang Dekat Jembatan Ampera

Tidak dapat dipungkiri bahwa utang merupakan masalah serius yang dapat memicu konflik dalam keluarga. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap konflik memiliki solusi yang lebih baik daripada kekerasan.

Mendengarkan, berbicara, dan mencari solusi bersama-sama adalah kunci untuk mengatasi konflik tanpa merusak keharmonisan keluarga.

Mengutuk tindakan kekerasan dalam rumah tangga dan mendorong untuk memperkuat hubungan yang sehat antara anggota keluarga adalah tanggung jawab bersama kita.

Pada akhirnya, kejadian tragis yang menimpa Dasmun dan keluarganya harus menjadi pelajaran bagi kita semua. Keharmonisan keluarga bukanlah sesuatu yang dapat dianggap enteng.

BACA JUGA:Diduga Listrik Alami Korsleting , Palembang Square Mall Kebakaran

Ia membutuhkan komitmen dan kerja sama dari setiap anggota keluarga untuk terus memperkuat ikatan kasih sayang dan saling pengertian.

Mari kita bersama-sama membangun keluarga yang harmonis, di mana kasih sayang dan kebahagiaan menjadi pondasi utama dalam setiap interaksi dan keputusan.

Semoga kejadian seperti yang menimpa Dasmun tidak lagi terulang di masa depan, dan kebahagiaan keluarga dapat terus bersemi di setiap rumah tangga.

Sumber: