Pancasalah Laksamana

Pancasalah Laksamana

Jimmy Marta
Mumpung ada yg nulis tentang sim. Sy blm lama urus perpanjangan sim A. Di web, fb dan twitter polresta disebut biaya hanya 85 ribu. Di lokasi nyatanya ada dua komponen biaya lg. Tes kesehatan 35rb. Dan test psikologi 180rb. Apakah daerah2 lain ada jga test psikologi..?

Jimmy Marta
Take home pay polri itu lumayan besar. Sejak adanya tunjangan kinerja bg instansi vertikal. Besaran tukin itu bisa lebih besar dari gaji. Bahkan untuk jabatan tinggi tukin sampai 4kali gaji.

Juve Zhang
India minta minyak sawit, Eropa minta batubara, Singapura minta dikirim Ayam, Saudi Arabia minta beras, Tiongkok minta beras 1juta Ton, ternyata dibawah Presiden Jokowi, Indonesia jadi sentra Pangan Dan Energi, pembangunan 2 bendungan tiap propinsi hasilnya sekarang surplus beras, Investor. Berduyun duyun datang, satu kata buat Pak Jokowi, Super Hebat dua jempol.

Fenny Wiyono
membayangkan merombak POLRI ini seperti permak Jeans yg bahannya sudah memet, lusuh dan jebol di sana sini. harus cari permak jeans yang top markotop (tentu dengan biaya yg lebih mihil) dan paling penting selama Jeans itu di permak jangan sampe jalan2 ga pake celana

Lukman bin Saleh
Polri kita rupanya telah tumbuh menjadi terlalu besar. Baik institusi atau kewenangannya. Kalau meraksasa kemudian menjadi lebih baik, itu tidak masalah. Ini setelah besar berubah menjadi monster. Yg membuat mereka tidak dipercaya dan dibenci masyarakat. Setuju. Saatnya Polri di reformasi. Institusi dan wewenangnya diamputasi. Biar lebih fokus pada kinerja, bukan fokus memperebutkan bintang-bintang. Biar fokus pada tugasnya menjaga keamanan, ketertiban dan penegakan hukum. Bukan sibuk mengerjakan hal remeh temeh yang sipil-pun bisa. Seperti membuat SIM atau plat Ranmor misalnya. Mahal2 dibiayai negara sekolah di SPN/ Akpol, kok kerjaannya mengurus hal2 yg bersifat administratif? Kacau akal sehat kita sebagai sebuah bangsa…

mzarifin umarzain
bila ada kemauan, ada 1001 jalan. bila tak ada kemauan, ada 1001 alasan.

Dacoll Bns
Dimana2 pemain judi tidak akan pernah bisa lebih kaya dari bandar judinya, ini bukan masalah kaya dan miskin saja menurut saya. Tapi keadilan akan peluang, belum lagi masalah psikologis apabila seseorang berjudi. Seseorang yg gemar berjudi cenderung tidak memiliki judgement yg baik akan nilai harta/uang, sama seperti anak anda yg masih balita, mau anda kasih 2000 atau 2 milliar, pasti habisnya dipakai buat jajan kesukaannya semua, tidak ada konsep untuk menyisihkan uang untuk makan besok, untuk biaya sekolah atau untuk investasi. So, anda mungkin bisa mengendalikan diri ketika berjudi atau untuk tidak berjudi, namun di luar sana ada orang2 yang bersifat seperti anak balita anda keetika berhadapan dengan judi, dan mereka lah sasaran para bandar yang sessungguhnya. Bukan anda yang bisa mengendalikan diri dan mengendalikan uang …

Alex Ping
Tanya kenapa judi dilarang di negara ini? Semua agama melarang perjudian, tetapi masih banyak orang yang bermain judi. Jika judi membuat orang miskin, maka seharusnya rakyat kita sudah lebih makmur dari rakyat singapura dan malaysia.Tapi nyatanya malah mereka yang jauh lebih makmur karena banyak rakyat kita yang bermain judi disana. Benarkah perjudian dilarang karena perbedaan budaya atau karena ada pungutan liar nan formal yang begitu besar disana. (Ingat pungutan liar hanya bisa terjadi jika hal itu dilarang oleh undang-undang) Karena terasa janggal, orang bermain judi online dengan server luar negeri pun bisa ditangkap. Uangnya uang sendiri, pulsanya bayar sendiri, servernya luar negeri. Kenapa kok orang yang habis bermain judi di luar negeri pulangnya tidak ditangkap sekalian. Bahkan seandainya orang itu menang banyak diluar negeri dari berjudi dan pulangnya lapor pajak, pasti diterima juga oleh pajak Indonesia.

Tri Budiyono
Postur dan kewenangan POLRI saat ini terlalu besar. Sebagian harus dialihtugaskan. Misalnya urusan lalu-lintas dan SIM, serahkan ke Dinas Perhubungan. Anggota Polrinya yang sekarang mengurusi itu dialihstatuskan menjadi pegawai Dinas Perhubungan. Saya setuju tidak perlu ada Kapolda, seperti halnya juga seharusnya tidak perlu ada Gubernur

Agustinus Marampa
memang makin tua makin jadi itu Keladi, durasinya makin lama makin pendek mungkin itu karena umur, pendek tapi bisa Klimaks masih bagus, panjang tapi tidak klimaks itu bisa masalah. membosankan . tapi kalau sudah pendek dan juga tidak klimaks nah.itu bisa masalah besar. Ah anda sudah tau. jangan pura pura.

Comunity MD
Hanya saran saja, Pak LBP sepertinya perlu ditugaskan oleh Pak JokoWid untuk mrnyelesaikan mssalah duren 3. Mentri segala urusan ini sudah perlu turun tangan

daeng romli
Tulisan Abah "Harusnya Sambo melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J lima tahun mendatang, agar konsep reformasi matang dulu." Klo saya Bah boleh bernandai andai, mending Agar Brigadir J tidak mati dulu, supaya bisa mengungkap dgn jelas motif pembunuhan ini dgn jelas….hehehehe Mbuh Bah kok tak rasakno tambah mbulet koyok susur……

Irfan Sofani
Akar masalahnya yg merisaukan: menginginkan kekuasaan agar bisa hidup enak2. Selanjutnya tamak dan rakus. Hampir di semua aparatur negara. Bergaya hidup spt pengusaha sukses, namun dg resiko nihil krn pendapatan dan fasilitas dijamin negara. Ini runyam. Mana ada keinginan reformasi dari mental rakus dan tamak? Mana bisa kecintaan pd kehormatan pengabdian muncul? Entah bagaimana menyelesaikannya. Suram betul.

Sumber: