Ahmed al-Sharaa: Dari Pemimpin Militan ke Presiden Suriah yang Mendapat Dukungan Internasional

Ahmed al-Sharaa: Dari Pemimpin Militan ke Presiden Suriah yang Mendapat Dukungan Internasional

--

SILAMPARITV.CO.ID - Pada 29 Januari 2025, ia diumumkan sebagai Presiden Suriah oleh Dewan Transisi Nasional, menggantikan Bashar al-Assad yang digulingkan

Langkah Diplomatik yang Bersejarah

Pada Mei 2025, al-Sharaa melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden AS, Donald Trump, di Arab Saudi. Pertemuan ini menandai pertemuan tingkat presiden pertama antara AS dan Suriah dalam 25 tahun terakhir. Dalam pertemuan tersebut, Trump mengumumkan pencabutan sanksi ekonomi AS terhadap Suriah dan mendorong al-Sharaa untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, mengusir militan asing, dan berkontribusi dalam memerangi ISIS. Trump memuji al-Sharaa sebagai "pemimpin yang tangguh" dan menjanjikan dukungan untuk rekonstruksi Suriah .

BACA JUGA:Keputusan Amerika Serikat Tarik Diri dari WHO, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Global?

BACA JUGA:Daftar 16 HP Samsung Galaxy A Series yang Tidak Mendapatkan One UI 7 (Android 15)

Perubahan Posisi Internasional

Sebelum pertemuan tersebut, al-Sharaa pernah menjadi target dengan hadiah penangkapan sebesar $10 juta dari AS. Namun, pada Desember 2024, hadiah tersebut dicabut setelah pertemuan antara diplomat AS dan al-Sharaa di Damaskus, di mana ia berjanji untuk memerangi terorisme dan berkomitmen pada rekonstruksi Suriah .

Komitmen untuk Pemerintahan Inklusif

Dalam pidatonya, al-Sharaa berjanji untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dan fokus pada rekonstruksi ekonomi Suriah. Ia juga menyerukan agar militan asing meninggalkan Suriah dan menekankan pentingnya kedaulatan negara .

BACA JUGA:Israel Gunakan Uang Pajak Palestina untuk Bayar Utang Listrik Rp 8,8 Triliun, Isu Kontroversial dalam Hubungan

BACA JUGA:Apresiasi Nasabah Loyal, BRI Serahkan Hadiah BRImo FSTVL 2024 kepada Para Pemenang

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun mendapat dukungan internasional, al-Sharaa menghadapi tantangan besar, termasuk pemulihan ekonomi yang hancur, ketegangan sektarian, dan ancaman dari sisa-sisa rezim Assad. Selain itu, serangan udara Israel dan bentrokan sektarian baru-baru ini menunjukkan bahwa stabilitas Suriah masih rapuh.

BACA JUGA:Seekor sapi kurban yang disiapkan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk masyarakat Sulawesi Barat

BACA JUGA:Latihan Soal Sumatif Akhir Semester 2 Bahasa Inggris Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka Tahun 2025

Prospek Masa Depan

Transformasi al-Sharaa dari pemimpin militan menjadi presiden Suriah yang diakui internasional mencerminkan perubahan besar dalam lanskap politik Timur Tengah. Namun, keberhasilan pemerintahannya akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk memenuhi janji-janji reformasi, menjaga stabilitas internal, dan membangun kembali negara yang hancur akibat perang.

Dengan dukungan dari negara-negara seperti AS, Arab Saudi, dan Turki, serta komitmen untuk membangun pemerintahan yang inklusif, al-Sharaa memiliki peluang untuk mengarahkan Suriah menuju era baru yang lebih stabil dan damai.

BACA JUGA:Jaga Ekosistem Laut Tetap Lestari, Ini Aksi Nyata BRI Menanam - Grow and Green di Pulau Kapoposang

BACA JUGA:Sekolah Lestari Berdikari Dorong Generasi Muda Jadi Agen Perubahan Lingkungan

Sumber: