Lowongan Terbatas di Indonesia, Pengamat Sarankan Tenaga Kerja Bekerja ke Luar Negeri.

Lowongan Terbatas di Indonesia, Pengamat Sarankan Tenaga Kerja Bekerja ke Luar Negeri.

Lowongan Terbatas di Indonesia, Pengamat Sarankan Tenaga Kerja Bekerja ke Luar Negeri.--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Keterbatasan lapangan kerja di Indonesia terus menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh para pencari kerja. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan angkatan kerja setiap tahunnya mencapai 3 hingga 3,5 juta orang. Namun, pertumbuhan lapangan kerja formal masih jauh dari mencukupi untuk menyerap angka tersebut.

BACA JUGA:Lewat Dukungan BRI, Casa Grata Buktikan Camilan UMKM Bisa Mendunia

BACA JUGA:Dorong Sektor Produksi Bergeliat, BRI Salurkan KUR Rp69,8 triliun ke 8,3 Juta Debitur UMKM

Pengamat Ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Noor Effendi, mengungkapkan bahwa Indonesia masih belum mampu menyediakan lapangan kerja formal yang memadai. Akibatnya, banyak lulusan perguruan tinggi terpaksa beralih ke sektor informal seperti sopir atau asisten rumah tangga (ART).

“Angkatan kerja yang masuk pasar kerja cukup tinggi. Secara teori, setiap pertumbuhan ekonomi 1% bisa menciptakan 200–300 ribu lapangan kerja. Jika ekonomi tumbuh 5%, hanya sekitar 1,5 juta lapangan kerja yang tersedia, sementara pencari kerja bisa mencapai 3–3,5 juta,” jelas Tadjudin kepada detikcom, Selasa (24/5/2026).

Hal ini memunculkan kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang tersedia dan kesempatan kerja yang ada. Ditambah lagi, banyak pekerja terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang juga harus kembali bersaing di pasar kerja.

BACA JUGA:Cetak Prestasi Global, BRI Jadi Institusi Keuangan No.1 di Indonesia Dalam Daftar Fortune Southeast Asia 500

BACA JUGA:Libur Panjang Tahun Baru Islam, BRI Siapkan Layanan Weekend Banking Hingga Digital Banking

Solusi: Ekspor Tenaga Kerja sebagai Pekerja Migran

Sebagai solusi, Tadjudin menyarankan agar kelebihan tenaga kerja Indonesia diberdayakan melalui pengiriman ke luar negeri sebagai pekerja migran. Menurutnya, ini dapat menjadi langkah strategis untuk menekan angka pengangguran sekaligus meningkatkan devisa negara.

“Negara seperti Australia, Polandia, dan Inggris mulai membuka peluang kerja untuk tenaga kerja Indonesia, terutama di sektor pertanian. Gaji yang ditawarkan pun cukup menjanjikan, karena hitungan kerja per jam,” ungkap Tadjudin.

Bahkan, banyak pekerja migran Indonesia yang bisa menghasilkan antara Rp 27 juta hingga Rp 30 juta per bulan. Uang yang mereka kirim ke keluarga di tanah air juga menjadi devisa penting bagi negara.

BACA JUGA:Ilmuwan Temukan Golongan Darah Baru 'Gwada Negatif', Hanya Dimiliki Satu Orang di Dunia!

BACA JUGA:Pendaftaran Magang Berdampak 2025 Resmi Dibuka! Ini Cara Daftarnya dan Keuntungannya

Sumber: