Kristen Palestina Terancam Punah, Gereja Bersatu Hadapi Kebrutalan Pemukim Yahudi di Taybeh.

Kristen Palestina Terancam Punah, Gereja Bersatu Hadapi Kebrutalan Pemukim Yahudi di Taybeh.

Kristen Palestina Terancam Punah, Gereja Bersatu Hadapi Kebrutalan Pemukim Yahudi di Taybeh.--ist

SILAMPARITV.CO.ID -  Komunitas Kristen Palestina di kota Taybeh, Tepi Barat, tengah menghadapi gelombang kekerasan yang semakin intens dari para pemukim Yahudi ekstremis Israel. Dalam aksi solidaritas, dua pemimpin tertinggi gereja di Tanah Suci — Patriark Theophilos III dari Yerusalem dan Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa — mengunjungi kota Kristen tersebut pada Senin (15/7/2025), untuk mengutuk serangan sistematis yang mengancam warisan Kristen Palestina.

BACA JUGA:Ngaku Dinas Luar, Dokter Gigi di Lubuklinggau Kepergok Suami Berduaan di Kosan.

BACA JUGA:PLN UID S2JB Turut Sukseskan Peresmian Koperasi Merah Putih, Pastikan Pasokan Listrik Andal di 3 Provinsi

Taybeh, satu-satunya kota di Tepi Barat yang seluruh warganya beragama Kristen, telah mengalami peningkatan pelecehan dan kekerasan dalam beberapa minggu terakhir. Termasuk di antaranya adalah serangan pembakaran yang nyaris melahap Gereja Santo George, sebuah situs bersejarah dan religius penting bagi komunitas lokal.

BACA JUGA:10 Soal IPAS Kelas 3 SD Bab 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban: Mengenal Hewan Sekitar

BACA JUGA:Perjuangan Seorang Ayah Gendong Anak di Tengah Laut Saat KMP Barcelona 5 Terbakar

Polisi Tak Datang Meski Sudah Dipanggil

Dalam konferensi pers di Taybeh, kedua pemimpin gereja tersebut mengecam ketidakhadiran polisi Israel saat serangan terjadi. Masyarakat setempat telah dua kali menghubungi nomor darurat, namun aparat keamanan tidak pernah datang ke lokasi. “Kami menyerukan penyelidikan segera dan transparan mengapa panggilan darurat masyarakat tidak ditanggapi dan mengapa kekerasan ini terus dibiarkan,” kata Patriark Theophilos dan Pizzaballa dalam pernyataan bersama.

Pizzaballa bahkan secara terbuka menyatakan keraguannya terhadap efektivitas tindakan penegakan hukum Israel. “Saya ragu, tapi saya berharap demikian,” ujarnya saat ditanya oleh The Times of Israel mengenai respons pemerintah terhadap kekerasan yang terjadi.

BACA JUGA:Kecewa Tak Dipinjami Uang, Pria di Bangkalan Gadaikan Motor Temannya Sendiri.

BACA JUGA:5 Tips Ampuh Mengatasi Aplikasi Sering Menutup Sendiri di HP Android dan iPhone

Pembersihan Etnis dan Tekanan untuk Emigrasi

Kekerasan yang meningkat terhadap warga Kristen Palestina telah menciptakan tekanan psikologis dan sosial yang mendorong banyak dari mereka untuk meninggalkan Tepi Barat. Diperkirakan hanya tersisa sekitar 50.000 umat Kristen Palestina di wilayah Yerusalem dan Tepi Barat saat ini.

“Godaan untuk beremigrasi sangat besar karena kondisi yang tidak menentu ini. Sulit untuk berbicara tentang harapan masa depan, terutama bagi generasi muda,” ujar Pizzaballa.

Sumber: