Kepala Bayi Putus Saat Persalinan di Puskesmas, Dinkes Tapteng: SOP Sudah Dijalankan
Kepala Bayi Putus Saat Persalinan di Puskesmas, Dinkes Tapteng: SOP Sudah Dijalankan--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Peristiwa memilukan terjadi di Puskesmas Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara. Seorang bayi meninggal dunia dengan kondisi kepala terputus dari badan saat proses persalinan, Senin (18/8/2025).
BACA JUGA:Pemerintah dan PLN Bakal Hadirkan PLTN sebagai Solusi Energi Andal, Bersih dan Terjangkau
BACA JUGA:Tanggap Bencana Gempa Poso, BRI Peduli Salurkan Bantuan Bagi Korban Terdampak
Kejadian ini viral setelah akun Facebook @uwiee poetrysagita membagikan kisah tragis yang dialami adik perempuannya. Dalam unggahannya, ia menuding ada dugaan malapraktik dari pihak Puskesmas Pinangsori.
"Badan bayi tertinggal di perut ibunya. Kepala (bayi) putus dan jatuh ke lantai," tulisnya.
BACA JUGA:Menggebrak Pasar Digital: Manfaat QRIS BRI untuk Warung di Empat Lawang
BACA JUGA:Saham BRI Menguat di Bursa, Warga Palembang Kian Antusias Menjadikan Investasi Sebagai Gaya Hidup
Keluarga korban merasa perlakuan bidan tidak manusiawi dan menuntut keadilan. Sang ayah, Irawan, menegaskan bahwa kejadian tersebut harus diproses hukum. "Kami sudah melapor ke Polres Tapteng. Kami ingin ada keadilan," ujarnya.
BACA JUGA:Kontroversi Ahmad Sahroni: Ucapan 'Orang Tolol' Bikin Trending dan Dihujat Warganet
BACA JUGA:Survei ISS: 78% Publik Puas Kinerja Pemerintah di Bawah Kepemimpinan Prabowo
Polisi Turun Tangan
Kasi Humas Polres Tapteng, Ipda Dariaman Saragih, membenarkan adanya laporan tersebut. "Benar, saat ini masih dalam proses pemeriksaan Satreskrim," katanya.
BACA JUGA:Oknum Perwira Polisi dan Polwan Terciduk Ngamar di Hotel Saat Dampingi Wakapolda Kunker
Dinkes Tapteng Bantah Malapraktik
Sementara itu, Lisna Panjaitan, Kabid Pelayanan Kesiapan Dinkes Tapteng, membantah adanya malapraktik. Menurutnya, bidan sudah bekerja sesuai SOP.
BACA JUGA:Nissan GT-R R35 Resmi Disuntik Mati, Harga Bekas Tembus Rp 6,4 Miliar!
BACA JUGA:Solusi Saat Diet tapi Lapar Terus: 7 Makanan Ini Bisa Bikin Kenyang!
Ia menjelaskan bahwa sebelum persalinan, ibu bayi sudah mengalami tekanan darah tinggi dan hasil pemeriksaan menunjukkan janin tidak bernyawa. Petugas empat kali menyarankan rujukan ke RSUD Pandan, namun ditolak keluarga.
BACA JUGA:15 Soal dan Jawabannya Berdasarkan Teks Berita ITS Juara Umum Kontes Robot Indonesia 2020
BACA JUGA:Polytron Fox 200: Motor Listrik Canggih yang Ramah untuk Ibu-Ibu Aktif
“Pasien dan suaminya menandatangani surat persetujuan persalinan normal. Karena kondisi darurat, bidan berusaha mengeluarkan bayi. Saat ditarik, kepala bayi terlepas akibat tulang janin yang rapuh,” jelas Lisna.
BACA JUGA:Dari Medan Perang hingga Meja Kedai: Kisah Americano
BACA JUGA:Nikmati Kelezatan Soto Betawi Legendaris di Jaksel
Lisna menegaskan, tujuan utama tindakan bidan adalah menyelamatkan sang ibu. "Kami tidak pernah menginginkan hal itu terjadi. Semua tindakan sudah sesuai prosedur," tambahnya.
BACA JUGA:Resep Sambal Terong Penyet: Praktis, Sederhana, & Bikin Nagih!
BACA JUGA:Rektor UGM: Jokowi Alumni UGM yang Telah Dapat Ijazah Sesuai Ketentuan
Faktor Penyulit Persalinan
Menurut Dinkes, bayi yang dikandung memiliki berat sekitar 4,2 kilogram, tergolong besar sehingga menyulitkan proses persalinan normal. Bahu bayi tersangkut di jalan lahir, memperparah kondisi.
BACA JUGA:3 Resep Sop Iga dari Jawa, Manado, hingga Korea: Kuah Gurih & Menggoda
BACA JUGA:Aveta Ranger Max Explorer: Motor Bebek Petualang Harga Terjangkau, Siap Lawan CT125 dan PG-1
“Biasanya, janin yang sudah meninggal tulangnya lebih rapuh. Saat proses penarikan, terjadilah putus kepala,” ujar Lisna.
Meski demikian, Dinkes mengakui kesalahan komunikasi karena pihak puskesmas tidak memberi tahu keluarga sejak awal bahwa janin sudah meninggal, dengan alasan situasi panik.
BACA JUGA:Tragedi Sukabumi Picu Tren Beli Obat Cacing di Kalangan Anak Muda, Amankah?
BACA JUGA:Kelebihan dan Kekurangan iPhone 16
Kondisi Ibu Selamat
Setelah insiden itu, bidan bersama dokter berhasil menyelesaikan tindakan medis untuk menyelamatkan sang ibu. "Pasien selamat, dirawat, lalu diserahkan kembali ke keluarga," jelas Lisna.
BACA JUGA:Spesifikasi dan Harga Redmi 15C di Indonesia: HP Rp 1 Jutaan dengan Baterai 6.000 mAh
BACA JUGA:Yuk Simak Bareng Cara Mencegah Anak Terinfeksi Cacingan
Keluarga Tetap Minta Keadilan
Meski ada klarifikasi dari Dinkes, keluarga korban tetap bersikukuh menilai ada kelalaian. Mereka berharap proses hukum bisa memberikan kejelasan atas tragedi ini.
BACA JUGA:Cara Cek Screen Time di iPhone, Biar Tahu Seberapa Lama Main HP
BACA JUGA:Seperti Apa Bahaya Minum Kopi Pakai Gula Setiap Hari? Ini Penjelasannya
Sumber: