SILAMPARITV.CO.ID - Jumlah titik panas di wilayah Sumatera Selatan saat ini meningkat signifikan. Tadinya sehari sebelumnya hanya ada 2 titik panas, namun pada Selasa (2/7/2024) melonjak menjadi 12 titik panas. 12 titik tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Sumatera Selatan.
“Iya, hari ini 12 titik api yang mengikuti informasi KLHK Sipong meningkat dibandingkan hari sebelumnya. Kondisi cuaca sangat panas,” kata Ferdian Kristianto, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, dikutip dari detik.com, Rabu 3 Juli 2024.
Ia mengatakan, jumlah tersebut masih belum banyak jika puncak musim kemarau datang belakangan. Dalam sehari, jumlahnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan titik panas.
BACA JUGA:Sumsel Siap Jadi Tuan Rumah Pornas Korpri Tahun 2025
“Masih belum ada area yang terbakar. Tim patroli baru memberi pesan soal karhutla tadi sore,” ujarnya.
12 titik tersebut berada di kawasan Gelumbang Muara Enim dengan 2 titik panas dan Tanjung Lago Banyuasin dengan 1 titik panas. Lais, Keluang dan Jirak Jaya di Musi Banyuasin masing-masing memiliki 1 titik panas. Kemudian Suku Tengah Lakitan di Ulu Terawas dan Muara Keling di Musi Rawa 3 titik panas.
"Ada 2 titik panas di Rawas Ilir, Musi Rawas Utara. Lalu di Lahat ada 1 titik," ujarnya.
Menurut Ferdian, titik panas tersebut tidak identik dengan karhutla karena bukan merupakan titik api.
BACA JUGA:Penduduk Miskin Sumsel Berkurang 61 Ribu Orang, Ini Kata Pj Gubernur Elen Setiadi
Pemantauan dilakukan untuk mengidentifikasi titik-titik panas, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang diduga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Patroli pengawasan dilakukan saat titik api berkembang selama berhari-hari. Ada tempat yang bisa menjadi karhutla, namun ada pula yang tidak teridentifikasi sebagai hotspot karena luas wilayahnya yang kecil.
“Kami memerlukan kontrol darat untuk memastikan hal itu,” katanya, tidak akan langsung hadir setelah cakupan tersedia. Kalau cakupan wilayahnya persisten maka petugas akan turun ke lapangan.
BACA JUGA:Wisata Perbukitan Baru di Pagaralam, Cocok sebagai Destinasi Liburan Bersama Keluarga
"Kita analisa dulu apakah itu kawasan prioritas atau tidak. Kalau ada kawasan pemukiman, hutan, atau kebun, gunakan citra satelit dulu. Jika mencurigakan, misalnya 2 hari berturut-turut di tempat yang sama dan melihat sesuatu atau informasi dari warga atau sektor lain pada citra satelit, maka harus dicek. “Tim patroli terdekat sedang mencari informasi,” jelasnya.