- Tidak Melakukan Kegiatan yang Berlebihan: Menghindari pesta atau kegiatan yang bersifat hura-hura untuk menjaga kesakralan malam tersebut.
4. Kebersihan dan Ketertiban Lingkungan
Kebersihan dan ketertiban lingkungan juga menjadi perhatian. Masyarakat sering melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar sebagai bentuk penghormatan terhadap datangnya tahun baru.
5. Doa dan Pengharapan
Malam 1 Suro juga dijadikan waktu untuk memanjatkan doa dan harapan. Banyak orang berdoa untuk keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan dalam menjalani tahun yang baru.
BACA JUGA:Pabrik Baterai Mobil Listrik Terbesar Se-Asia Tenggara di Jawa Barat Diresmikan oleh Jokowi
Doa bersama atau berziarah ke makam leluhur juga menjadi bagian dari tradisi.
6. Keberagaman Tradisi
Tradisi malam 1 Suro bervariasi di setiap daerah. Di beberapa tempat, terdapat kirab atau arak-arakan yang membawa benda pusaka.
Misalnya, Keraton Yogyakarta mengadakan Kirab Pusaka, dimana benda-benda keramat dari keraton diarak mengelilingi benteng keraton sebagai simbol keberkahan dan keselamatan.
7. Nilai Kemanusiaan
BACA JUGA:Ketua KPU Hasyim Asy’ari Dipecat : Terima Kasih Sudah Membebaskan Saya dari Tugas Berat
Malam 1 Suro juga mengajarkan tentang nilai kemanusiaan dan kebersamaan. Masyarakat diajak untuk merenung, berintrospeksi, dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Kebersamaan dalam menjalani tradisi ini menguatkan solidaritas dan rasa persaudaraan di antara anggota masyarakat.
8. Kesederhanaan
Menjaga kesederhanaan dalam segala hal pada malam 1 Suro sangat dianjurkan. Kesederhanaan ini mencerminkan sikap rendah hati dan penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi pada malam tersebut.
Malam 1 Suro adalah waktu yang penuh dengan makna budaya dan spiritual bagi masyarakat Jawa.