5. Kota Sabang (Aceh): 14,59%
6. Kota Sorong (Papua Barat Daya): 14,41%
7. Kota Lubuklinggau (Sumatera Selatan): 12,65%
8. Kota Tanjungbalai (Sumatera Utara): 12,21%
9. Kota Tasikmalaya (Jawa Barat): 11,53%
10. Kota Sibolga (Sumatera Utara): 11,42%
Dilansir dari lubuklinggaukota.go.id, Pejabat Walikota Lubuklinggau H Trisko Defriansyah dalam arahannya mengatakan persoalan kemiskinan harus segera diatasi.
BACA JUGA:Kerja Santai Dari Rumah, Hasil Melimpah
Berdasarkan data dan penilaian BPS hingga 2023, meskipun kota Lubuklinggau masuk di urutan ke 7 dari 10 kota termiskin tertinggi, tetapi angka presentase tersebut mengalami penurunan.
"Data kita memang di tahun 2023 sebesar 12,65%, dari 12,68% di tahun 2022. Artinya ada penurunan walaupun sedikit. Kecenderungan angka kemiskinan rata-rata sektor perkotaan. Pembentuk angka ini banyak, salah satunya daya tarik perkotaan kaum urban berbondong-bondong untuk mencari penghidupan di kota," kata PJ Wali Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriansyah.
"Itu sangat kecil, namun tetap harus disyukuri dari skala provinsi, Kota Lubuklinggau berada pada posisi pertama dalam hal penurunan kemiskinan," tambahnya.
Pj Walikota juga meminta kepada Dinas Perkim agar pembangunan sanitasi didata kembali, kemudian petakan Kecamatan mana yang membutuhkan sanitasi tersebut.
BACA JUGA:Dua Klub La Liga Valencia dan Getafe Harus Bekerja Lebih Keras di Babak Kedua Copa Del Rey
Demikian pula mengenai data kelayakan SMP yang berada dibawah 21%, Pj Wali Kota menekankan kepada DISDIKBUD Kota Lubuklinggau untuk melakukan kroscek kembali data secara detail dan komprehensif.
Disampaikan juga, ada tiga hal yang harus dilakukan berkaitan dengan penuntasan kemiskinan, seperti pengurangan beban, kartu kemiskinan dan peningkatan pendapatan.