Harga Bahan Pokok di Indonesia pada 10 Januari 2025: Kenaikan dan Penurunan Menghiasi Pasar Nasional

Jumat 10-01-2025,13:08 WIB
Reporter : Rita Rahmawati
Editor : Rita Rahmawati

SILAMPARI.CO.ID – Harga bahan pokok di Indonesia pada awal Januari 2025 menunjukkan dinamika yang cukup mencolok. Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang signifikan, sementara yang lain menunjukkan penurunan. Kondisi ini mempengaruhi daya beli masyarakat, terlebih menjelang perayaan tahun baru Imlek yang semakin dekat. Pemerintah dan pelaku pasar diharapkan segera merespon perubahan harga ini agar stabilitas pangan dapat terjaga.

BACA JUGA:Pengumuman Hasil Seleksi Kompetensi PPPK Tenaga Guru Tahap I Kota Lubuklinggau Tahun 2024

BACA JUGA:Rekomendasi Bedak Padat Sesuai dengan Tipe Kulit: Pilihan Terbaik untuk Tampilan Sempurna

Pada hari ini, sejumlah komoditas utama mengalami lonjakan harga yang cukup mencolok di berbagai pasar besar. Cabai rawit merah, yang dikenal sebagai salah satu bahan pokok penting dalam masakan Indonesia, mengalami lonjakan harga yang sangat tajam. Di Jawa Timur, harga cabai rawit merah tercatat mencapai Rp92.714 per kilogram, sebuah lonjakan signifikan dibandingkan minggu sebelumnya yang hanya berada di kisaran Rp60.000 per kilogram. Harga cabai merah keriting juga tercatat naik di beberapa wilayah menjadi Rp47.960 per kilogram.

BACA JUGA:Lontong Tunjang Mami Key Resmi Dibuka di Lubuklinggau: Destinasi Kuliner Baru yang Wajib Dicoba!

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Lubuklinggau 10 Januari 2025: Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang di Langit Lubuklinggau

Selain cabai, harga minyak goreng juga menunjukkan angka yang cukup tinggi. Harga minyak goreng kemasan tertentu, seperti Bimoli, mencapai Rp20.000 per liter. Sementara minyak goreng curah sedikit lebih terjangkau di angka Rp17.000 per liter. Kenaikan harga minyak goreng ini disebabkan oleh tingginya permintaan di tengah menjelang musim perayaan dan meningkatnya biaya produksi.

BACA JUGA:Fungsi Asesmen Formatif dalam Pembelajaran: Memaksimalkan Potensi Siswa

BACA JUGA:Perbedaan Es dari Air Matang dan mentah: Mana Yang Lebih Aman

 

Tidak hanya bahan pokok segar, harga bahan pokok lainnya juga mengalami kenaikan. Harga garam halus beryodium, misalnya, tercatat naik sebesar 17,39% di Sumatera Barat, menjadi Rp17.890 per kilogram. Faktor cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah dan permasalahan dalam distribusi menjadi salah satu penyebab fluktuasi harga ini.

BACA JUGA:Posko Nataru ESDM Resmi Ditutup, PLN Sukses Amankan Kelistrikan dan Catatkan Rekor Transaksi SPKLU

BACA JUGA:Kolaborasi Kementrans & Kementan Agar Pendapatan Petani-Transmigran Lebihi Gaji Menteri

Di sisi lain, beberapa bahan pokok menunjukkan tren penurunan harga. Daging ayam ras, misalnya, mengalami penurunan harga di beberapa pasar besar, tercatat Rp36.250 per kilogram di Yogyakarta. Sementara itu, harga telur ayam ras tercatat stabil di sekitar Rp30.000 per kilogram di sejumlah daerah, meskipun ada sedikit penurunan harga dibandingkan bulan sebelumnya.

Jagung, salah satu komoditas penting dalam dunia peternakan, juga mengalami penurunan harga. Harga jagung tingkat peternak turun sebesar 20,69% di Sumatera Barat, menjadi Rp4.600 per kilogram, memberikan angin segar bagi para peternak unggas.

BACA JUGA:Awali Tahun 2025, PLN UID S2JB Jalin Kolaborasi Bersama BPBD Sumsel Perkuat Kesiapsiagaan Darurat Bencana

BACA JUGA:KPU Musi Rawas Tetapkan Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2025–2030

Penyebab Fluktuasi Harga Bahan Pokok

Fluktuasi harga bahan pokok ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari sisi pasokan maupun permintaan. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga bahan pokok adalah kondisi cuaca yang ekstrem, yang menyebabkan gagal panen pada beberapa komoditas, seperti cabai dan bawang. Selain itu, distribusi yang terganggu akibat cuaca buruk turut memperburuk pasokan ke pasar.

Permintaan yang meningkat menjelang hari raya juga menjadi faktor pendorong naiknya harga. Kenaikan permintaan pada bahan pokok seperti minyak goreng, cabai, dan bahan makanan lainnya memicu lonjakan harga di beberapa pasar. Di sisi lain, stabilitas harga pada beberapa komoditas seperti telur dan daging ayam lebih dipengaruhi oleh peningkatan pasokan yang cukup dan permintaan yang relatif stabil.

BACA JUGA:KPU Sumsel Resmi Tetapkan HDCU sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

BACA JUGA:Rekomendasi Bedak Padat Sesuai dengan Tipe Kulit: Pilihan Terbaik untuk Tampilan Sempurna

Upaya Pemerintah untuk Menjaga Stabilisasi Harga

Menghadapi fluktuasi harga yang cukup signifikan, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional berupaya untuk menstabilkan harga bahan pokok dengan melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi dan pasokan barang ke pasar-pasar tradisional. Pemerintah juga memberikan perhatian lebih terhadap kelancaran distribusi bahan pokok, terutama di daerah-daerah yang mengalami gangguan pasokan akibat cuaca buruk.

Pemerintah juga mendorong produsen dan distributor untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan agar harga tidak melonjak terlalu tinggi, yang dapat merugikan konsumen. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui operasi pasar, yang diharapkan dapat menstabilkan harga bahan pokok di pasar-pasar tertentu.

BACA JUGA:Rekrutmen SPPI Batch 3 untuk Dapur Umum Makan Siang Bergizi Gratis: Berikut Fakta dan Klarifikasinya

BACA JUGA:SMP Negeri 3 Lubuklinggau Terapkan Program Senam Sehat dan Senam Otak untuk Tingkatkan Konsentrasi Siswa

Saran untuk Masyarakat

Menghadapi kondisi harga bahan pokok yang fluktuatif, masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam melakukan perencanaan belanja. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan oleh konsumen:

    Pantau Harga Secara Berkala: Mengikuti perkembangan harga bahan pokok melalui aplikasi atau situs yang terpercaya akan membantu konsumen untuk membuat keputusan belanja yang lebih bijak. Belanja Secara Efisien: Membeli bahan pokok sesuai kebutuhan dan memanfaatkan promosi atau potongan harga yang ditawarkan oleh pedagang atau supermarket. Bersikap Bijak dengan Persediaan Rumah Tangga: Menyimpan bahan pokok secukupnya untuk menghindari pembelian dalam jumlah besar saat harga sedang tinggi.

BACA JUGA:Tim Gabungan Polda Sumsel dan Polres Ogan Ilir Berhasil Ungkap Kasus Perampokan Honda Jazz Milik PNS Dinkes Su

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Lubuklinggau Tegaskan Tarif Iuran Masih Sama

Harga bahan pokok di Indonesia pada 10 Januari 2025 menunjukkan tren yang tidak merata, dengan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga yang signifikan, sementara yang lain mengalami penurunan. Faktor cuaca, distribusi, dan permintaan pasar menjadi penyebab utama fluktuasi harga ini. Pemerintah diharapkan dapat terus mengawasi kondisi pasar dan memastikan pasokan bahan pokok berjalan lancar demi menjaga stabilitas harga di seluruh wilayah Indonesia.

Konsumen pun disarankan untuk lebih bijak dalam merencanakan belanja dan memantau harga bahan pokok guna menjaga daya beli di tengah ketidakpastian harga.

BACA JUGA:D'Celup Chicken Crispy: Kuliner Hits yang Worth It untuk Pelajar dan Mahasiswa di Lubuklinggau

BACA JUGA:Rapat Pleno Terbuka Penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lubuklinggau Berlangsung Lancar

Kategori :