Cerita Reflektif PPG Kemenag 2025: Pengalaman Guru dalam Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi

Jumat 04-07-2025,09:34 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

BACA JUGA:BRI Sabet 15 Penghargaan di Ajang FinanceAsia Awards & Asia's Best Companies 2025

BACA JUGA:Deretan Kasus Dugaan Korupsi Alex Noerdin, Terbaru Terseret Proyek Pasar Cinde Palembang.

Diferensiasi Proses:

Dalam pelaksanaan pembelajaran, saya membagi siswa ke dalam tiga kelompok:

Kelompok mandiri: siswa dengan kemampuan tinggi mengerjakan proyek eksploratif seperti membuat model pembangkit listrik sederhana.

Kelompok terbimbing: siswa dengan pemahaman sedang bekerja dalam diskusi kelompok dengan panduan.

Kelompok intensif: siswa yang masih kesulitan saya bimbing secara langsung menggunakan media gambar dan video interaktif.

BACA JUGA:CERITA HARU: Empat Korban Selamat dari KMP Tunu Pratama Jaya, Satu Kru Selamatkan Penumpang dengan Sekoci

BACA JUGA:Ikuti Kebutuhan Pasar, UMKM Kuliner Binaan BRI Sukses Ekspansi Pasar Internasional

Diferensiasi Produk:

Dalam penilaian, saya memberikan kebebasan kepada siswa untuk menunjukkan pemahamannya. Ada yang memilih membuat poster infografis, presentasi lisan, atau membuat laporan proyek. Hal ini memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan hasil belajar sesuai dengan kekuatan dan gaya belajarnya.

BACA JUGA:5 Tips Merawat Cincin Emas agar Tetap Berkilau dan Anti Kusam

BACA JUGA:Potret Prabowo Ibadah Umrah: Masuk Ka'bah dan Cium Hajar Aswad

Hasil dan Refleksi

Hasil dari pendekatan ini sangat menggembirakan. Siswa menjadi lebih termotivasi, aktif berdiskusi, dan berani menyampaikan pendapat. Mereka merasa diakomodasi dan dihargai, karena materi disampaikan sesuai kebutuhan masing-masing.

Memang ada tantangan, seperti keterbatasan waktu dan persiapan yang lebih kompleks, namun saya percaya bahwa pembelajaran berdiferensiasi bukan sekadar teori, melainkan solusi nyata untuk memastikan setiap anak mendapat kesempatan belajar yang adil dan bermakna.

Kategori :