6 Bayi Lahir per Menit, Mayoritas dari Keluarga Miskin: BGN Soroti Ancaman Bonus Demografi Rendah Kualitas

Selasa 08-07-2025,13:52 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

SILAMPARITV.CO.ID - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan fakta memprihatinkan tentang kondisi pertumbuhan penduduk Indonesia. Setiap satu menit, enam bayi lahir di Indonesia, dan sebagian besar di antaranya berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kualitas gizi dan kesehatan generasi mendatang, yang bisa berdampak langsung pada bonus demografi 2045.

BACA JUGA:Heboh! Anak di Muratara Nyaris Jadi Korban Penculikan, Ditarik Paksa ke Mobil oleh Orang Tak Dikenal.

BACA JUGA:Kemenag Akan Gelar Nikah Massal Gratis di Seluruh Indonesia, Mulai dari Make Up hingga Mahar Ditanggung.

Pertumbuhan Penduduk Terus Meningkat, Didominasi Keluarga Miskin

Menurut Dadan, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 324 juta jiwa pada tahun 2045. Pertumbuhan ini didorong oleh tingginya angka kelahiran dari keluarga miskin dan rentan miskin.

“Setiap satu menit ada enam bayi yang lahir, sekitar tiga juta bayi per tahun. Dan sebagian besar berasal dari keluarga ekonomi lemah,” ujar Dadan dalam konferensi pers, Senin (20/5/2025).

Data menunjukkan bahwa keluarga miskin memiliki rata-rata jumlah anak lebih banyak dibandingkan keluarga dari kalangan menengah dan atas.

“Jika ada 100 keluarga miskin dan rentan, 56 di antaranya memiliki tiga anak, dan 44 sisanya memiliki dua anak,” tambahnya.

BACA JUGA: Contoh Soal UKPPPG PJOK Tahun 2025, Lengkap dengan Kunci Jawabannya.

BACA JUGA:Lewat Program Pemberdayaan BRI, Couplepreneur Ini Sukses Bawa Kerajinan “Craftote” Tembus Pasar Ekspor Asia

Masalah Gizi: 60% Anak Tidak Pernah Konsumsi Menu Seimbang

Lebih lanjut, Dadan mengungkapkan bahwa kondisi gizi anak-anak dari keluarga miskin sangat memprihatinkan. Berdasarkan hasil uji coba program pemenuhan gizi seimbang, sekitar 60% anak penerima manfaat tidak pernah mengenal menu gizi seimbang.

“Mayoritas hanya mengonsumsi nasi dengan mi instan, kerupuk, atau gorengan. Daging, ayam, dan telur sangat jarang dikonsumsi,” jelas Dadan.

Sebagai contoh, daging sapi hanya dikonsumsi saat Idul Adha, ayam sebulan sekali, dan telur hanya seminggu sekali. Hal ini menunjukkan minimnya asupan protein hewani yang sangat penting untuk pertumbuhan otak dan fisik anak.

BACA JUGA:PLN UP3 Lubuklinggau Himbau Masyarakat Tidak Pasang Reklame dan Umbul-Umbul Dekat Jaringan Listrik

Kategori :