Berdasarkan laporan BPBD Inhil, luas lahan terdampak mencapai hampir 4 hektare. Proses pemadaman memerlukan upaya besar dari berbagai pihak dengan peralatan terbatas dan kondisi alam yang tidak mendukung.
BACA JUGA:Seladi, Sosok Polisi Jujur Pilih Jadi Pemulung daripada Terima Suap:
Polri di Garis Depan Penanggulangan Karhutla
Kapolsek Tembilahan Hulu menegaskan bahwa kehadiran aparat Polri dalam penanggulangan Karhutla adalah bentuk nyata komitmen menjaga keamanan lingkungan dan mencegah dampak kabut asap.
“Kami secara rutin patroli dan pemantauan lahan rawan terbakar, terus berkoordinasi dengan masyarakat dan pihak desa. Turun langsung jika muncul titik api,” ujarnya.
BACA JUGA:Yulianti, Sekretaris Disdik Lubuklinggau Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan: Dikenal Berdedikasi
Iptu Hasan Basri juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor—termasuk TNI, Manggala Agni, BPBD, masyarakat peduli api (MPA), hingga tokoh adat dan tokoh masyarakat.
Ia kembali mengingatkan warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Pencegahan menurutnya lebih penting daripada reaksi.
“Anggota kami siap bekerja, tapi akan jauh lebih ringan kalau kita semua peduli,” pungkasnya.
BACA JUGA:Ribuan Pelajar Meriahkan Lomba Seni Anak Bangsa di Taman Olahraga Megang Lubuk Linggau
Kesimpulan
Kisah dua anggota Polsek yang tercebur ke parit adalah bukti nyata bahwa penanggulangan bencana bukan sekadar tugas, melainkan pengabdian dan perjuangan. Meski harus jatuh bangun secara harfiah, mereka tetap bergerak demi keselamatan lingkungan dan masa depan generasi mendatang.