Salah satu kekuatan utama film ini adalah latarnya. Kota Malang bukan hanya tempat, tetapi menjadi bagian dari cerita itu sendiri. Suasana dingin, perbukitan, lorong-lorong gelap, dan bangunan tua menciptakan atmosfer yang kuat dan autentik.
Beberapa lokasi syuting yang diperkirakan muncul dalam film:
- Kawasan perbukitan Tlogomas atau Gunungsari,
- Jalan kampung dan hutan mirip Coban Jahe atau Bukit Kuneer,
- Bangunan kos tua bergaya kolonial yang mengingatkan pada area Kota Lama Malang atau Sumber Jenon.
Jika dikelola dengan baik, lokasi-lokasi ini bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata horor bertajuk Rego Nyowo Experience, yang menarik bagi pecinta film horor lokal.
BACA JUGA:Semester I 2025, Konsumsi Listrik Nasional Tumbuh, PLN Catat Penjualan 155,62 TWh
BACA JUGA:Rupiah Berpotensi Menguat di Tengah Konflik Dagang AS-India dan Sinyal Ekonomi RI yang Cerah
Lebih dari Sekadar Film Horor
Rego Nyowo bukan hanya soal penampakan dan jump scare. Ia membawa isu tentang kesendirian anak kos, tekanan hidup perantauan, dan trauma masa lalu — semua dibungkus dalam narasi horor yang dekat dengan realita.
Film ini adalah bukti bahwa horor lokal bisa punya kedalaman emosional, daya tarik visual, sekaligus potensi wisata yang luar biasa jika dikembangkan secara kreatif.
Catat Tanggalnya!
Rego Nyowo segera tayang di bioskop — bersiaplah untuk pengalaman horor yang tak hanya bikin merinding, tapi juga bikin kamu ingat rasa tinggal di kos dulu!
BACA JUGA:Ekstrakurikuler Kesenian Rekomendasi untuk Siswa Berbakat dan Kreatif