BACA JUGA:Rumah Warga di Samping Masjid Raya Lubuklinggau Terbakar, Kakek Yanto Menjadi Korban
Namun bagi Brenda, keputusan itu didasarkan pada rencana jangka panjang. Ia memilih pembayaran mingguan karena ingin memiliki pemasukan yang stabil dan berkelanjutan. Brenda juga mengungkapkan bahwa ia berencana membeli rumah di masa depan dan percaya bahwa kesabaran akan membantunya mencapai tujuan tersebut.
Pendekatan ini dinilai cukup bijak oleh para ahli keuangan. Vuvu Oreng’, seorang pakar keuangan yang berbasis di Nairobi, menjelaskan bahwa bagi individu muda, memilih skema pembayaran rutin sering kali memberikan dampak positif.
Menurutnya, pembayaran mingguan dapat meminimalkan risiko pengeluaran berlebihan, memberikan stabilitas finansial, serta membuka peluang untuk perencanaan dan investasi jangka panjang.
“US$1.000 per minggu memang akan terkumpul lebih lambat dibandingkan US$1 juta yang diterima sekaligus, karena dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai jumlah tersebut, belum memperhitungkan inflasi maupun potensi investasi. Namun apa pun pilihannya, Brenda tetap memiliki jaminan keamanan finansial,” jelas Vuvu.
Meski demikian, ia menambahkan bahwa jika Brenda memiliki orientasi bisnis yang kuat, mengambil dana besar sekaligus juga bisa menjadi pilihan untuk diinvestasikan atau dikembangkan. Namun dengan usia yang masih sangat muda, Vuvu menilai keputusan Brenda sebagai langkah yang matang dan penuh pertimbangan.
Dengan waktu hidup yang panjang di depannya, pemasukan rutin sebesar Rp. 16,6 juta per minggu dinilai memberikan ruang yang lebih aman untuk merencanakan masa depan secara bertahap. Kisah Brenda Aubin-Vega pun menjadi pengingat bahwa dalam mengelola keuangan, keputusan terbaik tidak selalu tentang nominal terbesar, melainkan tentang keberlanjutan, disiplin, dan rasa aman jangka panjang.
BACA JUGA:Menguatkan Pembinaan, Wisuda Santri Jadi Momentum Evaluasi dan Peningkatan Kualitas