BACA JUGA:Memperingati Hari Kematian! Mengenal Ritual Tiwah
Sistem kekerabatan suku Dani dapat dibedakan menjadi tiga macam. Khususnya kelompok kekerabatan, segmen komunitas, dan kelompok teritorial.
Kelompok kekerabatan terkecil adalah keluarga besar. Secara spesifik, terdapat 3 hingga 4 keluarga inti yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Selain bertani, sebagian masyarakat Dani juga mencari makan dengan berburu dan beternak. Babi merupakan hewan peliharaan yang populer dan harganya seringkali mencapai ratusan juta rupee.
Masyarakat Suku Dani masih mempertahankan tradisi dan budaya nenek moyang mereka. Mereka masih sering mengadakan upacara keagamaan besar-besaran disertai festival babi untuk memperingatinya.
BACA JUGA:Mengenal 5 Upacara Adat Papua, Tradisi yang Diwariskan Turun Temurun
Perang antar marga dan kelompok masih sering terjadi namun tidak sesering dulu. Pasalnya, mereka dikenal suka berkelahi dan memiliki kepribadian yang tangguh.
Meski berkepribadian keras dan terkesan bengis, masyarakat suku Dani sangat ramah dan memiliki rasa persaudaraan yang mendalam. Mereka juga mempunyai jiwa seni yang cukup tinggi.
Hal ini dibuktikan melalui kebiasaan mereka menyanyikan lagu-lagu heroik dan kisah-kisah inspiratif. Lagu-lagu ini digunakan untuk memotivasi dan membangkitkan semangat mereka saat bekerja.
Populasi dan sistem kekerabatan Suku Dani
BACA JUGA:Inilah Tradisi Lompat Batu yang Mendunia
Jumlah suku Dani yang mendiami wilayah Lembah Baliem diperkirakan berjumlah sekitar 60.000 jiwa. Mereka hidup berkelompok atau sebagai komunitas di dalam komunitas.
Mereka belum mengenal konsep keluarga, dimana ayah, ibu dan anak tinggal bersama dalam satu rumah. Mereka membentuk masyarakat kolektif.
Artinya di suatu tempat yang disebut sili, banyak keluarga yang tinggal di sana. Biasanya dalam satu keluarga terdapat 3 sampai 4 kepala.
Masyarakat Suku Dani masih hidup bersama dan saling membantu. Misalnya untuk membuka perkebunan, mengolah tanah, membangun rumah, mereka selalu bekerja sama, di bawah kepemimpinan pengelola adat atau pemimpin adat.
BACA JUGA:Paras Cantik Perempuan Suku Dayak Kalimantan, Ternyata Tidak Mudah untuk Dipinang, Ini Alasannya!