"Karena posisi kereta sudah dekat dan mobil mati mesin, sehingga kecelakaan itu tidak bisa dihindari," kata Agung.
BACA JUGA:Diringkus Tim Landak Polres Musi Rawas, Ayah Tega Setubuhi Anak Tirinya Hingga Hamil 6 Bulan
Akibat kecelakaan tersebut, bus berwarna biru tua tersebut mengalami kerusakan parah dan terseret sekitar 100 meter di tengah rel perlintasan.
"Bus ini membawa sekitar 40 penumpang. Sebanyak 17 penumpang mengalami luka-luka, 1 meninggal dunia, dan yang lainnya selamat," ungkapnya.
Kapolres menambahkan bahwa seluruh penumpang bus telah dievakuasi, dan barang-barang mereka telah diamankan di Kantor Desa Kotabaru.
BACA JUGA:Indonesia Gulung Yordania Dengan Skor 4-1 Sejarah Baru Tercipta !
Selain itu, 15 orang yang terluka dirawat di RSUD Martapura dan 2 orang di Baturaja. Beberapa korban selamat telah dijemput oleh keluarga mereka, sementara yang lain dirujuk ke rumah sakit lain.
Ia juga menjelaskan bahwa sopir dan kernet bus masih dalam pelarian.
"Saat ini, sopir dan kernet bus masih melarikan diri, tetapi kami telah mengidentifikasi mereka. Oleh karena itu, kami menyerukan agar mereka segera menyerahkan diri untuk bertanggung jawab atas kejadian ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres OKU Timur AKP Hamsal SH MH mengatakan bahwa setelah menerima informasi tentang kecelakaan lalu lintas tersebut, pihaknya segera bergerak ke lokasi kejadian.
BACA JUGA:Harga Emas Melejit Naik? Ternyata Ini Alasannya!
Anggota polisi juga membantu dalam mengamankan area, menyelidiki penyebab kecelakaan, dan memeriksa saksi dan korban.
"Anggota Unit Pidsus Satreskrim Polres OKU Timur telah bergerak cepat untuk membantu evakuasi korban dan kendaraan serta melakukan penyelidikan tentang penyebab kecelakaan," ujarnya.
Saat ditanya tentang sopir dan kernet bus Putra Sulung, ia menyatakan bahwa keduanya masih dalam pelarian.
"Setelah kecelakaan terjadi, sopir dan kernet segera melarikan diri. Saat ini, anggota kami sedang melakukan pencarian dan pengejaran terhadap mereka," tambahnya.
BACA JUGA:Google Doodle Peringati Hari Bumi 2024, Visualisasi dengan Deretan Foto Bumi dari Udara