Telur Rebus, Ceplok, atau Dadar: Mana yang Lebih Sehat?

Telur Rebus, Ceplok, atau Dadar: Mana yang Lebih Sehat?

Telur Rebus, Ceplok, atau Dadar: Mana yang Lebih Sehat?--ist

3. Telur Dadar (Omelet)

Telur dadar atau omelet biasanya lebih menggugah selera, apalagi jika ditambah bawang, cabai, atau keju. Namun, tambahan ini membuat kalorinya meningkat.

Kalori lebih tinggi: Rata-rata 125 kkal per butir, bisa bertambah sesuai bahan tambahan.

Protein stabil: Sekitar 7 gram, tetapi lemak naik hingga 9 gram.

Antioksidan menurun: Studi Food Research International (2020) menemukan bioaksesibilitas lutein dan zeaxanthin lebih rendah pada telur dadar dibanding rebus.

Vitamin B kompleks rentan hilang akibat pemanasan lebih lama.

Meski begitu, telur dadar punya kelebihan dalam hal rasa. Menu ini bisa menjadi pilihan tepat untuk anak-anak yang susah makan karena lebih variatif dan menggugah selera.

BACA JUGA:Jantung Berdebar Saat Jatuh Cinta, Normal atau Bahaya? Ini Penjelasan Dokter

BACA JUGA:Pemkot Lubuklinggau Sidak Pasar: Tegaskan Aturan Sewa Kios, Hemat Biaya Sewa Lahan hingga Rp750 Juta per Tahun

Kesimpulan

Telur tetap menjadi sumber gizi padat, baik direbus, diceplok, maupun didadar. Namun, ada perbedaan penting:

Telur rebus: Paling sehat, rendah kalori, nutrisi lebih stabil. Cocok untuk diet dan kesehatan jangka panjang.

Telur ceplok: Tetap bergizi, tapi lebih tinggi kalori dan lemak karena minyak. Pilih minyak sehat dan masak dengan api sedang.

Telur dadar: Lezat dan variatif, tetapi nutrisi antioksidan lebih rendah. Bisa jadi pilihan untuk meningkatkan nafsu makan, terutama anak-anak.

Dengan memahami perbedaan ini, cara memasak telur bisa disesuaikan dengan kebutuhan gizi, kesehatan, dan gaya hidup sehari-hari.

Sumber: