Sarjana Akuntansi Rela Jadi PPSU: Bersihkan Got dan Sapu Jalan Demi Pekerjaan
Sarjana Akuntansi Rela Jadi PPSU: Bersihkan Got dan Sapu Jalan Demi Pekerjaan--ist
BACA JUGA:Tragis! Hengki Buta Setelah Cabut Gigi, Keluarga Duga Malpraktik dan Tempuh Jalur Hukum
Potret Pengangguran di Jakarta: Sarjana pun Terjepit
Fenomena sarjana melamar pekerjaan kasar bukanlah kasus tunggal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di DKI Jakarta pada Februari 2025 tercatat 6,18%, meningkat dari 6,03% pada Februari 2024.
Jumlah penganggur pun mengalami peningkatan, dari 327 ribu orang (2024) menjadi 338 ribu orang (2025). Tingginya persaingan kerja, mismatch antara keahlian dan kebutuhan lapangan, serta terbatasnya lapangan kerja menjadi faktor utama.
BACA JUGA:Samsung Resmi Rilis Galaxy Watch 8 dan Watch 8 Classic, Ini Spesifikasi Lengkap dan Harganya
BACA JUGA:Update Harga Emas 10 Juli 2025: Galeri24 Turun Rp. 13.000, UBS Anjlok Rp. 19.000
Potret Ironi: Ketika Pendidikan Tinggi Tak Menjamin Kesempatan Kerja
Kisah Nabila dan Febrina hanyalah dua wajah dari ratusan ribu pencari kerja di Jakarta. Mereka membuktikan bahwa gelar akademik tak selalu sejalan dengan peluang kerja. Di tengah himpitan ekonomi dan tekanan hidup, banyak dari mereka yang terpaksa merendahkan gengsi dan melakukan pekerjaan di luar bidang mereka demi bertahan hidup.
Namun, kisah mereka juga menjadi refleksi bagi pemerintah dan masyarakat, bahwa perlunya inovasi dalam penciptaan lapangan kerja, pelatihan keterampilan, dan penyesuaian kurikulum pendidikan dengan dunia industri.
BACA JUGA:Pemekaran Sumatera Selatan: Lubuklinggau di Tengah Wacana Provinsi Sumsel Barat
BACA JUGA:YBM PLN untuk Rakyat: Gelar Khitanan Massal untuk Anak Yatim dan Dhuafa di Bengkulu
Penutup
Apa pun pekerjaan yang dijalani, tidak mengurangi nilai dan harga diri seseorang. Justru, kisah ini mengajarkan bahwa kerja keras dan keberanian untuk mengambil langkah meski tidak ideal adalah bentuk keteguhan dan ketulusan hidup.
Semoga ke depan, peluang kerja untuk para sarjana dan pencari kerja lainnya semakin terbuka luas dan tidak membuat mereka harus memilih antara bertahan atau menyerah.
BACA JUGA:Transmigrasi Jawa ke Kalimantan: Upaya Pemerataan Penduduk dan Pembangunan Berkelanjutan
Sumber: