Gajah Tari Tesso Nilo Mati, Kapolda Riau Sampaikan Duka Mendalam.
Gajah Tari Tesso Nilo Mati, Kapolda Riau Sampaikan Duka Mendalam--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Kabar duka datang dari Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Seekor gajah betina bernama Tari Kalista Lestari atau akrab disapa Tari, dikabarkan mati pada Rabu (9/9/2025) pagi. Penyebab kematian Tari hingga kini masih dalam proses penyelidikan pihak berwenang.
BACA JUGA:Pasang 1.500 Panel Surya di Blok Corridor, MedcoEnergi Kurangi Emisi hingga 934 Ton CO2e Per Tahun
BACA JUGA:Wajah Baru Nusakambangan, Warga Binaan Makin Berdaya dengan FABA
Kabar ini pertama kali mencuat di media sosial. Disebutkan, Tari mati tanpa adanya tanda-tanda penyebab eksternal seperti pembunuhan atau kekerasan.
BACA JUGA:Mengerikan! Kasus Mutilasi di Surabaya Terungkap, Dipicu Pertengkaran dan Tekanan Hidup.
BACA JUGA:Kejadian Viral, Pencuri Gotong Motor NMAX Ketua RT di Lubuklinggau.
Kapolda Riau Turut Berduka
Kabar kematian Tari mengejutkan Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan. Jenderal bintang dua tersebut menyampaikan rasa duka mendalam dan menyebut Tari sebagai “anak angkatnya”.
BACA JUGA:Budi Arie Setiadi Dicopot dari Kursi Menteri Koperasi, Digantikan Ferry Juliantono.
BACA JUGA:Bupati Hj Ratna Machmud Buka LKS Angkatan ke-XX Se Kabupaten Musi Rawas
"Hari ini, dengan hati yang berat namun penuh keikhlasan, saya menyampaikan bahwa putri angkat kita, Gajah Tari Kalista Lestari, telah kembali ke pangkuan alam semesta," kata Herry, Rabu (9/9/2025).
BACA JUGA:BRI dan IKM Lubuklinggau Bersinergi Dalam Dunia Digitalisasi
Menurutnya, Tari bukan sekadar seekor gajah, tetapi simbol keseimbangan alam yang semakin rapuh di tengah derasnya pembangunan.
"Ia adalah suara hutan Tesso Nilo yang semakin menyempit. Dan kini, kepergiannya menjadi pengingat bahwa hubungan kita dengan alam bukanlah hubungan penguasa dengan yang dikuasai, melainkan hubungan saling menjaga dan menghormati," imbuhnya.
BACA JUGA:Pesan Terakhir Sahroni Sebelum Tewas, Satu Keluarga Korban Pembunuhan Dimakamkan Bersama.
Filosofi Alam dan Kehidupan
Mengutip filosofi Yunani kuno, Herry menyebut kematian bukanlah akhir, melainkan transformasi. Begitu juga dengan Tari, yang diharapkan tetap menginspirasi manusia untuk menjaga kelestarian alam.
BACA JUGA:Sri Mulyani Pamit Mundur dari Menkeu, Titip Pesan Cinta untuk Indonesia.
BACA JUGA:Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Halaman 138-139: Mari Uji Kemampuan Kalian (Energi dan Laju Reaksi Kimia)
"Jiwa Tari kini menyatu dengan semesta, menjadi energi yang akan terus menginspirasi kita untuk menjaga kelestarian hutan dan satwa liar yang semakin terancam.
Kepergiannya adalah panggilan bagi kita semua untuk 'mensucikan diri' dari sikap abai terhadap lingkungan," tutur Herry.
BACA JUGA:Resep Ayam Bakar Bumbu Kecap Bawang yang Harum Sedap
BACA JUGA:Makan Martabak Telur Pakai Nasi, Disebut Tren Kesenjangan Sosial
Kedekatan Kapolda dengan Gajah Tesso Nilo
Irjen Herry Heryawan dikenal memiliki kedekatan dengan gajah-gajah di TNTN. Sebelumnya, ia sempat viral karena pernyataannya yang “mewakili gajah-gajah Tesso Nilo” saat menghadapi massa demonstrasi di depan Kantor Gubernur Riau.
BACA JUGA:Resep Sate Taichan dengan Sambal Pedas Nampol
BACA JUGA:10 Soal Latihan Bahasa Indonesia Kelas 6 Semester 1 Beserta Jawaban
Bagi Herry, TNTN bukan hanya kawasan konservasi, melainkan rumah besar bagi gajah dan makhluk hidup lainnya. Komitmennya sejalan dengan program Green Policing yang terus ia gaungkan untuk menjaga keseimbangan alam di Bumi Lancang Kuning.
BACA JUGA:4 Alasan Porsi Nasi Padang Bungkus Lebih Banyak daripada Makan di Tempat
BACA JUGA:Fear Below (2025): Teror Hiu dan Gangster di Sungai Pedalaman Australia
Kematian Tari menjadi pengingat nyata akan rapuhnya ekosistem dan pentingnya upaya serius menjaga kelestarian hutan Tesso Nilo.
BACA JUGA:The Cat in the Hat 2026: Si Kucing Bertopi Kembali dalam Versi Animasi Modern
Sumber: