Polda Sumatera Selatan Terjunkan Puluhan Personel Tim SAR Brimob dan Randurlap ke Lokasi Banjir Bandang

Polda Sumatera Selatan Terjunkan Puluhan Personel Tim SAR Brimob dan Randurlap ke Lokasi Banjir Bandang

PALEMBANG - Polda Sumatera Selatan (sumsel) mengirimkan bantuan ke lokasi terjadinya bencana banjir bandang di kabupaten Lahat, Kamis 9 Maret 2023 malam. Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Drs Supriadi MM melalui Kasubbid Penmas AKBP Yenni Diarty SIK, menjelaskan Polda Sumsel mengerahkan tim SAR dari Satuan Brimob Polda Sumsel. "Jajaran Sat Brimob bergerak membawa tim menuju lokasi bencana alam di Kabupaten Lahat," kata AKBP Yenni saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp Kamis malam. Personel Sat Brimob yang diterjunkan terdiri dari 48 personel Batalyon B, sembilan personel Sat Brimob Polda Sumsel, dipimpin langsung Komandan Batalyon B Sat Brimob Lubuk Linggau AKBP Andiyano. Polda Sumsel juga menerjunkan satu unit kendaraan support yakni kendaraan dapur lapangan (Randurlap), lima unit kendaraan logistik roda enam, dan dua unit kendaraan roda empat ke lokasi musibah. "Personel berserta kendaraan yang diterjunkan dikawal jajaran Ditlantas Polda sumsel," ungkap AKBP Yenni. Diketahui, ada beberapa wilayah di Kabupaten Lahat yang dikepung banjir bandang meliputi Kecamatan Pulau Pinang, Kecamatan Jarai, Kecamatan Mulak Ulu, dan sejumlah daerah lain yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Diberitakan sebelumnya, banjir bandang melanda Desa Pelajaran dan Desa Nanti Giri, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat, Kamis 9 Maret 2023 pagi. Kepala Desa Pelajaran Idil Adha mengatakan bahwa banjir yang melanda desanya dan Desa Nanti Giri disebabkan curah hujan yang terjadi sejak Rabu 8 Maret pukul 18.00 hingga Kamis 9 Maret 2023 pagi. Tumpahan air dari perbukitan dan pegunungan membuat air Sungai Lintang dan Sungai Itam meluap. "Banjir ini banjir bandang," kata Idil Adha saat dihubungi SUMEKS.CO, Kamis 9 Maret 2023. Sungai Lintang, lanjut Idil Adha, sumber airnya berasal dari perbukitan di Kecamatan Jarai. Sedangkan Sungai Itam, banjir disebabkan karena tumpahan air dari pegunungan. "Sungai tidak bisa menampung air dan meluap," ujarnya. Ketinggian air sampai pukul 09.00 hari ini, lanjut Idil Adha, mencapai 80 cm. Sehingga rumah warga berbentuk permanen, terendam air. Bagi warga yang rumahnya berbentuk panggung, banjir tidak masalah. “Rata-rata rumah warga di desa kami berbentuk permanen atau beton,” terangnya. Dampak dari banjir, tambah Idil Adha, ada 200 KK pemilik warga desanya yang terendam. Untuk sementara, warga mengungsi ke balai desa atau rumah warga yang berbentuk panggung. “Warga kita ungsikan ke tempat lebih tinggi,” katanya. Dia bersyukur banjir yang melanda Desa Pelajaran, tidak menyebabkan korban jiwa. Warga keburu bangun dan ketinggian air tidak mencapai 1,5 meter. “Kalu ayek (air) tinggi, bahaye,” pungkasnya.(sumeks.co)

Sumber: